Apa Bedanya Racun dan Bisa pada Hewan?

Apa Bedanya Racun dan Bisa pada Hewan?

Perbedaan Antara Racun dan Bisa di Dunia Satwa

Alam penuh dengan ancaman yang tidak terduga. Mulai dari ular berbisa hingga buah beri beracun, semua bisa membahayakan nyawa manusia. Namun, pernahkah Anda bertanya mengapa kita menyebut ular sebagai "berbisa" dan buah beri sebagai "beracun"? Bukankah keduanya mengandung zat beracun?

Meskipun terdengar mirip, istilah "racun" (poison) dan "bisa" (venom) memiliki makna yang berbeda. Perbedaan utamanya terletak pada cara zat tersebut masuk ke tubuh korban. Jika seseorang sakit setelah menggigit sesuatu, maka itu disebut racun. Namun, jika seseorang sakit setelah digigit atau disengat, maka itu disebut bisa.

Tiga Kategori Zat Beracun

Secara sederhana, bisa adalah zat beracun yang disuntikkan secara aktif oleh hewan, seperti melalui gigitan atau sengatan. Sementara itu, racun bekerja secara pasif, artinya seseorang bisa sakit jika menyentuh atau menelan zat tersebut.

Ilmuwan telah mengusulkan kategori tambahan dalam jurnal Biological Reviews tahun 2013: toksungen (toxungen). Ini adalah zat beracun yang disemprotkan atau dilemparkan secara aktif tanpa proses penyuntikan langsung. Contohnya, ular kobra penyembur seperti Naja nigricollis dan Naja philippinensis menyemprotkan racun dari taring mereka untuk pertahanan, sekaligus menyuntikkan bisa saat berburu. Artinya, mereka adalah hewan yang bersifat venomous dan toxungenous sekaligus.

Selain itu, salamander api (Salamandra salamandra) memiliki racun pada kulit dan juga menyemprotkannya dari mata, menjadikannya poisonous dan toxungenous.

Evolusi Zat Beracun

Zat beracun telah menjadi bagian dari evolusi panjang antara predator dan mangsa. Bisa (venom) telah berevolusi secara independen lebih dari 100 kali di berbagai spesies, mulai dari ular, kalajengking, laba-laba, hingga siput laut (cone snails). Bahkan, diperkirakan sekitar 15 persen dari semua spesies hewan di Bumi memiliki bisa.

Jenis-jenis zat ini sangat beragam secara biologis, antara lain:

  • Neurotoksin, seperti dalam bisa ular mamba, menyerang sistem saraf.
  • Hemotoksin, seperti pada bisa ular copperhead, menyerang darah dan jaringan tubuh.

Ular derik Mojave (Crotalus scutulatus) memiliki keduanya, menjadikannya sangat berbahaya. "Ini bisa menjadi spesies yang sangat tidak menyenangkan jika menggigitmu," kata Jason Strickland, ahli biologi dari University of South Alabama.

Cara Kerja Toksin

Tujuan dari zat beracun ini bervariasi tergantung spesies dan strategi bertahan hidupnya. Semut berbisa mengandalkan bisanya sebagai mekanisme pertahanan, menimbulkan rasa sakit instan. Ular menggunakan bisa untuk melumpuhkan mangsa sebelum memakannya.

Di sisi lain, racun pada beberapa hewan bisa mematikan hanya dengan sekali konsumsi. Contohnya, katak panah beracun dari genus Phyllobates menghasilkan batrakotoksin, yang bisa menghentikan aktivitas jantung dan saraf. Predator yang memakan katak ini biasanya tidak akan hidup cukup lama untuk mencoba yang kedua kalinya.

Menariknya, ada hewan nonberacun yang berevolusi menjadi tahan terhadap racun. Oposum, misalnya, diketahui memiliki ketahanan terhadap bisa ular. Tikus padang pasir (grasshopper mice) bahkan mendapatkan efek pereda nyeri dari sengatan kalajengking kulit kayu (bark scorpion).

Perbedaan Istilah dalam Bahasa Lain

Jika semua penjelasan di atas terasa kompleks, Anda tidak sendirian. Dalam beberapa bahasa, tidak ada perbedaan istilah antara "venom" dan "poison". Dalam bahasa Spanyol, misalnya, keduanya disebut "veneno". Dalam bahasa Jerman, disebut "gift". Namun, bagi dunia sains, memahami perbedaan ini sangat penting untuk mengklasifikasikan spesies, memahami mekanisme kerja toksin, hingga mengembangkan penawar racun yang efektif.

Kesimpulan

Poisonous adalah racun yang aktif jika disentuh atau ditelan. Venomous adalah bisa yang aktif jika disuntikkan ke tubuh korban melalui gigitan atau sengatan. Toxungenous adalah racun yang aktif jika disemprot atau dilemparkan ke sasaran.

Jadi, lain kali saat menjumpai makhluk berbisa atau beracun, Anda mungkin bisa lebih akurat menyebut mereka dan tentu saja, tetap berhati-hati.

0 Komentar