Biodata dan Profil Didik Nini Thowok, Seniman Multitalenta

Featured Image

Profil Didik Nini Thowok, Seniman Tari yang Menggabungkan Budaya dan Komedi

Didik Nini Thowok dikenal sebagai salah satu tokoh seni tari paling ikonik di Indonesia. Gaya uniknya, kemampuan membawakan tarian dwimuka, serta sifat jenaka membuatnya selalu menarik perhatian di setiap panggung pertunjukan. Nama besar ini kembali mencuri perhatian masyarakat karena berperan dalam film horor terbaru Indonesia yang berjudul Perempuan Pembawa Sial. Penampilannya dalam film tersebut memicu rasa penasaran banyak orang untuk lebih mengenal siapa sebenarnya Didik Nini Thowok.

Biodata Lengkap Didik Nini Thowok

Untuk memahami lebih dalam tentang sosok Didik Nini Thowok, berikut informasi lengkapnya:

  • Nama asli: Kwee Tjoen An atau Didik Hadiprayitno
  • Nama panggung: Didik Nini Thowok
  • Tanggal lahir: 13 November 1954
  • Usia: 70 tahun
  • Tempat lahir: Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia
  • Profesi: Penari, koreografer, komedian, aktor
  • Pendidikan: Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Yogyakarta, kini dikenal sebagai ISI Yogyakarta

Perjalanan Karier Didik Nini Thowok

Karier Didik Nini Thowok tidak lepas dari kecintaannya terhadap seni sejak kecil. Setelah lulus SMA, ia ingin melanjutkan pendidikan ke ASTI Yogyakarta, tetapi keterbatasan biaya membuatnya harus menunda rencana itu. Ia kemudian bekerja sebagai pegawai honorer di Kabin Kebudayaan Kabupaten Temanggung dengan tugas mengajar tari di SD dan SMP, serta memberikan les privat menari kepada anak-anak di sekitarnya.

Dua tahun kemudian, Didik berhasil menabung cukup untuk mewujudkan impiannya kuliah di ASTI. Di sana, ia mulai dikenal dengan nama panggung Didik Nini Thowok. Nama tersebut terinspirasi dari tari yang ia ciptakan semasa kuliah. Sejak saat itu, ia mulai mengeksplorasi berbagai gaya tari dari Nusantara hingga mancanegara.

Ia mendalami tari klasik Sunda dari Endo Suanda, mempelajari Tari Topeng Cirebon dari Ibu Suji, dan belajar seni teater tari Jepang (Noh) saat berkunjung ke Jepang. Bahkan, Didik juga mempelajari tari flamenco saat berada di Spanyol.

Karya-Karya Menonjol Didik Nini Thowok

Dalam dunia tari, Didik Nini Thowok dikenal dengan karya-karya yang menonjolkan gaya Dwimuka. Tarian ini menggabungkan unsur klasik, tradisi, modern, dan komedi. Beberapa tarian ikoniknya antara lain:

  • Tari Dwimuka Jepindo: karakter dual Jepang–Indonesia yang dimainkan lewat topeng yang unik dan unsur gerak komedi.
  • Topeng Walang Kekek: menampilkan berbagai karakter perempuan dengan ekspresi improvisasi dan humor teatrikal.
  • Topeng Pancasari: perpaduan unsur gerak Jawa, Bali, India, dan Cina, diolah dengan kreativitas yang teatrikal.

Selain itu, ia juga menciptakan dua tarian khas untuk daerah Temanggung:

  • Gadis Tegowanuh: Terinspirasi dari kerajinan gerabah dan caping kruduk serta cengklungan masa kecil.
  • Wulang Gatho: Hasil kolaborasi tradisi Wulang Sunu dan Gatholoco dengan menambahkan unsur komedi khasnya. Dua tarian ini dipentaskan pada peringatan Hari Jadi ke-178 Kabupaten Temanggung.

Peran dalam Film Horor Perempuan Pembawa Sial

Tidak hanya aktif di dunia tari, Didik Nini Thowok juga menjajal dunia perfilman. Ia akan tampil dalam film horor berjudul Perempuan Pembawa Sial yang disutradai oleh Fajar Nugros. Film ini akan tayang pada 18 September 2025.

Perempuan Pembawa Sial menceritakan tentang Mirah (diperankan oleh Raihaanun), seorang perempuan yang dipercaya membawa kutukan bagi pria yang mencintainya. Didik berperan sebagai Warso, karakter misterius yang erat kaitannya dengan unsur magis dalam film tersebut.

Kehadiran Didik Nini Thowok di film ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemar genre horor di Indonesia. Aktingnya dan pembawaannya yang autentik membuat peran Warso terasa hidup sekaligus menyeramkan secara bersamaan.

Kesimpulan

Didik Nini Thowok adalah representasi dari seniman tangguh, kreatif, dan konsisten dalam menjaga nilai budaya dalam setiap karyanya. Dengan dedikasi kuat terhadap seni tradisi dan eksplorasi lintas budaya, ia telah menginspirasi banyak generasi di Indonesia. Dari tari hingga film, ia terus menunjukkan bahwa seni bisa menjadi jembatan antara budaya lokal dan global.

0 Komentar