
Empat Putra-Putra Terbaik Papua Barat Daya Tampil di Istana Negara
Empat individu terpilih dari Papua Barat Daya menjadi perwakilan provinsi dalam Paduan Suara Gita Bahana Nusantara (GBN) 2025. Mereka tampil pada perayaan HUT Ke-80 RI di Istana Negara, tepatnya pada hari Minggu, 17 Agustus 2025 lalu. Keempat peserta tersebut adalah Alexander Matakupan, Stevanus Kabalesy, Ratna Melati Adam, dan Amelia Ndrena Tejusaneli Parera. Mereka berhasil melewati proses audisi yang ketat dan mengikuti pemusatan pelatihan dengan disiplin tinggi di Jakarta.
Alexander, seorang alumni SMKN 3, mengungkapkan bahwa ia sudah mengenal GBN sejak lama. Pada tahun sebelumnya, ia sempat mendaftar, tetapi gagal karena pendaftaran telah ditutup. “Tahun ini saya coba lagi, dan akhirnya lolos. Lagu yang saya bawakan waktu audisi adalah Teguh Kukuh Berlapis Baja,” ujarnya. Proses seleksi yang dilaluinya memang sangat ketat, namun ia bersyukur bisa meraih kesempatan ini.
Ratna Melati Adam, mahasiswi semester tujuh di Universitas Victory Sorong, justru baru mengetahui tentang GBN setelah diberi informasi oleh kakak senior di paduan suara. Awalnya, ia tidak tahu apa itu GBN. Setelah mendapatkan panduan, ia langsung tertarik untuk mendaftar. Saat audisi, ia membawakan lagu Melati Suci. Ia mengaku sempat merasa gugup karena seleksi terbuka dan banyak orang yang menonton.
Stevanus Kabalesy, siswa SMA YPPK Agustinus Sorong, mengetahui tentang seleksi GBN dari guru. Persiapan yang ia lakukan tergolong mendadak, hampir saja tidak ikut. Namun, dorongan dari guru membuatnya berani mendaftar. Ia juga membawakan lagu Melati Suci saat audisi.
Berbeda dengan tiga rekannya, Amelia Parera menghadapi tantangan khusus. Sebagai mahasiswi Universitas Victory Sorong, ia harus menyanyikan lagu Nun Dia Dimana, yang baru ia kenal saat persiapan audisi. “Awalnya saya tidak tahu lagu itu. Tapi panitia sudah menyertakan lagu-lagu di juknis, jadi saya pelajari dulu. Begitu tampil, harus sudah hafal tanpa melihat teks, hanya melafalkan notasinya dengan baik,” kata Amel. Ia mengatakan motivasi untuk ikut GBN datang dari dirinya sendiri, tetapi keluarga memberikan dukungan penuh.
Mengenakan Pakaian Adat Moi dan Maybrat di Istana Negara
Pada acara puncak upacara 17 Agustus 2025 di Istana Negara, keempat peserta dari Papua Barat Daya tampil mengenakan pakaian adat suku Moi dan Maybrat. Dua peserta perempuan mengenakan busana adat Moi, sedangkan dua peserta laki-laki menggunakan pakaian adat Maybrat. Hal ini menjadi kebanggaan bagi mereka, karena bisa menunjukkan identitas budaya lewat GBN.
Martin Iek, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua Barat Daya, menjelaskan bahwa kehadiran pakaian adat ini bukan hanya sebagai representasi suara, tetapi juga sebagai wujud kebanggaan akan budaya daerah. “Papua Barat Daya bisa menunjukkan identitas budaya lewat GBN, bukan hanya lewat suara, tetapi juga lewat pakaian adat,” katanya.
Martin menegaskan bahwa pemerintah provinsi akan terus memberikan dukungan kepada peserta yang memiliki bakat seni. “Kami siap menyiapkan beasiswa dan jalur afirmasi pendidikan bagi mereka, agar bakat mereka tidak berhenti di sini,” jelasnya.
Pengalaman Berharga di Gita Bahana Nusantara
Bagi Alexander, Ratna, Stevanus, dan Amelia, pengalaman mengikuti GBN bukan hanya soal bernyanyi, tetapi juga tentang kedisiplinan, perjuangan, serta rasa bangga membawa nama Papua Barat Daya ke panggung nasional. Proses seleksi yang ketat dan latihan intensif telah membentuk mereka menjadi lebih tangguh dan percaya diri.
Setiap peserta memiliki cerita unik dan tantangan tersendiri dalam mengikuti GBN. Mulai dari persiapan yang mendadak hingga menghadapi lagu yang belum dikenal sebelumnya, mereka semua berhasil melewati semuanya. Dengan dukungan dari keluarga, guru, dan pemerintah, mereka berhasil membuktikan bahwa bakat seni dapat berkembang jika diberi kesempatan.
0 Komentar