
Kunjungan Menteri Perumahan ke Rumah Flat Menteng yang Viral
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, mengungkapkan rencananya untuk meninjau langsung rumah flat di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Kejadian ini terjadi setelah bangunan tersebut viral di media sosial beberapa waktu lalu.
Maruarar menyatakan bahwa pihaknya masih dalam proses menjadwalkan kunjungan ke lokasi tersebut. Hal ini dikarenakan padatnya agenda rapat yang harus ia ikuti. "Nanti akan dijadwalkan, kita mesti rapat-rapat, besok juga banyak rapat. Saya ingin melihat dulu baru bicara," ujar Maruarar saat diwawancarai setelah menghadiri acara di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, pada Senin malam (14/7/2025).
Sebelumnya, Wakil Menteri PKP, Fahri Hamzah, juga menyampaikan pendapatnya mengenai konsep rumah vertikal seperti flat Menteng. Ia menilai bahwa model perumahan ini sangat sesuai dengan arah kebijakan perumahan di kota-kota besar.
"Intinya segala perumahan vertikal sangat didorong di kota-kota besar karena harga tanah yang sudah tidak memadai lagi bagi rumah tapak," kata Fahri saat dihubungi sebelumnya.
Lokasi dan Fasilitas Rumah Flat Menteng
Rumah flat Menteng berada di Jalan Rembang 11, Menteng, Jakarta Pusat. Kawasan ini dikenal sebagai salah satu wilayah dengan harga properti tertinggi di ibu kota. Berdasarkan pantauan, bangunan ini hanya berjarak sekitar 450 meter dari Stasiun KRL Sudirman dan 550 meter dari Stasiun MRT Dukuh Atas BNI. Lokasinya berada di kawasan permukiman yang asri dan tenang meskipun berada di pusat kota.
Di lantai dasar rumah flat ini terdapat Toko Buku dan Kafe Kobam yang menyediakan buku-buku bertema sejarah perkotaan. Di sebelah kanan bangunan, terdapat kantor dan perpustakaan pribadi Rujak Center for Urban Studies.
Konsep Pembangunan dan Harga yang Terjangkau
Berbeda dengan harga rumah di sekitarnya, flat empat lantai ini ditawarkan dengan harga yang relatif terjangkau. Hal ini disebabkan oleh pembangunan yang dilakukan secara kolektif melalui sistem koperasi perumahan.
Pembangunan flat ini digagas oleh arsitek sekaligus pakar tata kota, Marco Kusumawijaya, setelah diberlakukannya Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 31 Tahun 2022 tentang Rencana Detail Tata Ruang, yang mengakui eksistensi rumah flat sebagai bentuk hunian multi-keluarga.
Marco bersama beberapa keluarga lainnya membentuk sebuah koperasi perumahan dalam rangka penyediaan hunian khusus untuk anggotanya. Flat Menteng berdiri di atas lahan seluas 250 meter persegi milik Marco. Bangunan ini terdiri dari tujuh unit dengan luas 40 hingga 80 meter persegi. Dua unit digabung, sehingga luasnya mencapai 120 meter persegi.
Sistem Keanggotaan dan Pengelolaan Koperasi
Orang yang tinggal di sini adalah anggota koperasi. Setiap anggota koperasi memberikan simpanan wajib kepada koperasi. Keberadaan koperasi ini juga berfungsi untuk menjaga stok unit agar tidak diperdagangkan di pasar bebas. Sehingga bisa seperti konsep perumahan sosial.
Jika ada penghuni yang akan pindah dari flat Menteng, maka unitnya dikembalikan kepada koperasi. Koperasi akan mengembalikan simpanan wajib beserta bunga sesuai rata-rata inflasi kepada penghuni.
Biaya Pembangunan dan Pengelolaan
Biaya pembangunan flat Menteng sekitar Rp 8 jutaan per meter persegi. Itu sudah termasuk biaya perancangan serta perizinan. Artinya, jika luas unitnya 40 meter persegi, maka biaya yang dikeluarkan penghuni sekitar Rp 320 juta. Sementara jika luas unitnya 80 meter persegi, maka biayanya Rp 640 juta.
Biaya konstruksi pembangunan itu juga merupakan bagian dari simpanan wajib yang diberikan penghuni kepada koperasi. Penghuni juga membayar biaya sewa tanah setiap empat bulan sekali. Namun untuk sementara tahun pertama ini dibayar setiap bulan.
Total biaya sewa tanah keseluruhan sebesar Rp 90 juta per tahun. Nominal itu dibagi secara proporsional oleh setiap penghuni berdasarkan luas unit yang dimiliki. Jangka waktu sewa tanahnya selama 70 tahun dan bisa diperpanjang.
Selain itu, penghuni juga membayar biaya pemeliharan, kebersihan, dan sejenisnya.
Alasan Harga Lebih Murah
Harga flat Menteng tentu tergantung luas unitnya. Namun rata-rata per unit diperkirakan tak sampai Rp 1 miliar. Ada beberapa faktor yang membuat flat Menteng lebih murah dibandingkan harga properti di pasaran.
Pertama soal biaya keuntungan. Kata Marco, sewajarnya keuntungan dalam bisnis properti sekitar 20-30 persen. Namun, di banyak tempat keuntungan bisa mencapai 50-100 persen. Biaya seperti itu tidak ada di koperasi karena tidak menambahkan biaya keuntungan.
Kemudian tentang tanah, rumah flat ini tidak menggunakan sistem beli putus, melainkan sewa tanah dengan jangka panjang. Sehingga bisa menekan biaya sewanya.
Selanjutnya, tidak ada biaya marketing. Rumah flat sifatnya langsung diberikan kepada anggota koperasi yang memang sejak awal berminat memiliki hunian.
Terakhir, koperasi tidak banyak mengandalkan dana pinjaman dari perbankan. Dengan menggunakan dana sendiri, harga menjadi lebih murah dari harga pasar.
0 Komentar