Operasional Haji 2025 Ditutup, Menag: Tantangan Teratasi

Featured Image

Penyelenggaraan Ibadah Haji 1446 H Berakhir, Menag: Sukses dengan Tantangan yang Dapat Diatasi

Operasional penyelenggaraan ibadah haji tahun ini resmi berakhir setelah kloter terakhir jemaah Indonesia tiba di Tanah Air pada 11 Juli 2025. Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan rasa syukur atas pelaksanaan ibadah haji yang berjalan lancar meskipun menghadapi beberapa tantangan.

Penyelenggaraan ibadah haji 1446 H dimulai sejak 1 Mei 2025, ditandai dengan kedatangan jemaah ke asrama haji untuk persiapan penerbangan ke Tanah Suci. Selama masa operasional selama 72 hari, sebanyak 203.149 jemaah tiba di Arab Saudi dalam 525 kelompok terbang. Jemaah dibagi menjadi dua gelombang pemberangkatan.

Pada fase kedatangan gelombang pertama, sebanyak 103.806 jemaah dari 266 kloter tiba di Madinah. Sementara itu, 99.343 jemaah tiba di Jeddah pada fase kedatangan gelombang kedua. Pada fase pemulangan, sebanyak 101.339 jemaah dari 260 kloter kembali ke Indonesia melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah. Sebanyak 101.274 jemaah lainnya pulang dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Menag menyatakan bahwa secara umum, penyelenggaraan haji tahun ini berjalan sukses. "Kami bersyukur, semua tantangan dan dinamika yang terjadi bisa diatasi dengan baik oleh PPIH Arab Saudi," ujarnya.

Dalam rangkaian ibadah haji, sebanyak 99,29% jemaah haji regular menjalankan haji tamattu’, 0,66% haji ifrad, dan 0,04% haji qiran. Terdapat juga 10.141 jemaah yang menjalani Tarwiyah sebagai bagian dari rangkaian puncak haji.

Selain itu, ada 34 jemaah yang mengikuti safari wukuf yang diselenggarakan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), serta 495 jemaah yang mengikuti safari wukuf khusus lansia dan disabilitas. Sebanyak 334 jemaah lainnya dibadalhajikan, termasuk 159 jemaah badal wafat dan 175 jemaah badal sakit di rumah sakit Arab Saudi.

Sejumlah jemaah masih menjalani perawatan di Arab Saudi, yaitu 40 orang. Mereka tetap mendapatkan pendampingan dari Kantor Urusan Haji (KUH) di KJRI Jeddah. Proses pencarian terhadap tiga jemaah yang belum ditemukan, yaitu Nurimah Mentajim, Sukardi, dan Hasbullah, terus dilakukan.

Hingga akhir masa operasional, tercatat 447 jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia, terdiri atas 435 jemaah reguler dan 12 jemaah khusus. Angka ini lebih rendah dibandingkan jumlah kematian pada tahun 2024 yang mencapai 461 jemaah.

Nasaruddin menegaskan bahwa Kementerian Agama telah menjadi penyelenggara ibadah haji selama sekitar 75 tahun. Selama periode tersebut, selalu ada dinamika dan tantangan di setiap tahun. Namun, setiap tantangan dapat diatasi dengan baik.

"Tahun ini mungkin merupakan tahun terakhir bagi Kemenag sebagai penyelenggara haji. Yang jelas, kami tidak mewariskan masalah. Kami mewariskan banyak pengalaman yang bisa dijadikan pelajaran dan fondasi kuat untuk memperbaiki penyelenggaraan haji di masa depan," ujarnya.

Mandat penyelenggaraan ibadah haji selanjutnya akan menjadi tanggung jawab Badan Penyelenggara (BP) Haji. Namun, keputusan final tentang perubahan sistem ini harus menunggu revisi Undang-Undang Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang diputuskan di Senayan.

0 Komentar