Belanda Larang Perusahaan Israel Ikut Pameran Senjata

Featured Image

Larangan Partisipasi Perusahaan Pertahanan Israel di Pameran Senjata Belanda

Pameran senjata terbesar di Belanda, NEDS (Netherlands Industry for Defense and Security), yang akan berlangsung pada 20 November 2025 di Rotterdam, tidak akan mengizinkan perusahaan pertahanan Israel untuk berpartisipasi. Keputusan ini diambil karena kekhawatiran terhadap keamanan dan potensi kerusuhan sosial akibat situasi di Gaza.

Keputusan ini dikonfirmasi oleh penyelenggara pameran pada 21 Agustus 2025. Sebelumnya, empat perusahaan Israel telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan stan pameran, tetapi semua permohonan tersebut ditolak. Direktur penyelenggara acara, Hans Huigen, menyampaikan bahwa situasi saat ini di Gaza memicu meningkatnya risiko kerusuhan di Eropa, termasuk di Belanda. Ia menekankan bahwa keputusan ini bukan didasarkan pada penolakan terhadap Israel, melainkan atas pertimbangan keamanan.

Huigen menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil sebagai respons terhadap situasi global yang semakin memburuk. Ia juga menyebutkan bahwa pihak penyelenggara mendengarkan opini masyarakat dan politik terkait isu ini. Meskipun keputusan ini diambil secara independen, penyelenggara telah memberi tahu pemerintah Belanda tentang langkah yang diambil.

Langkah ini diambil di tengah upaya pemerintah Belanda untuk menangguhkan sebagian perjanjian asosiasi dengan Israel. Beberapa bulan terakhir, pemerintah Belanda telah mengubah kebijakannya terhadap Israel dan memimpin inisiatif untuk menjatuhkan sanksi ekonomi dan bisnis terhadap negara tersebut sebagai bagian dari Uni Eropa.

Perusahaan-perusahaan Israel seperti Israel Aerospace Industries (IAI), Elbit Systems, dan Rafael Advanced Defense Systems secara rutin berpartisipasi dalam pameran senjata di Belanda. Namun, kehadiran mereka sering kali memicu protes. Tahun lalu, demonstrasi sempat berujung pada bentrokan dengan polisi, jendela pecah, dan penangkapan.

Penyelenggara pameran mengingatkan bahwa keamanan harus ditingkatkan secara drastis pada tahun 2024, dengan risiko kerusuhan yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Yayasan Industri untuk Pertahanan dan Keamanan Belanda juga menegaskan bahwa keputusan ini diambil secara independen dan bukan atas permintaan pemerintah.

Sejak Oktober 2023, Israel telah membunuh lebih dari 62.100 warga Palestina di Gaza. Situasi ini memicu kemarahan global, termasuk di Belanda. Pemerintah Belanda telah menyatakan dukungan terhadap peninjauan hukum Perjanjian Asosiasi dengan Israel, yang menjadi dasar hubungan dengan Uni Eropa. Peninjauan ini menemukan "indikasi" bahwa Israel melanggar hukum internasional, sehingga tidak lagi memenuhi syarat untuk mematuhi perjanjian tersebut.

Belanda juga telah menghentikan ekspor senjata ke Israel beberapa bulan setelah dimulainya konflik di Gaza. Meski demikian, negara ini masih memasok suku cadang dan komponen pesawat tempur F-35 kepada Israel melalui negara ketiga. Ini adalah salah satu langkah lain yang membatasi kehadiran industri pertahanan Israel di Eropa.

Sebelumnya, perusahaan Israel dilarang berpameran di paviliun-paviliun pada pameran senjata Eurosatory Prancis di dekat Paris pada Juni lalu. Tahun lalu, IAI turut serta dalam pameran di Belanda, yang menampilkan sistem pertahanan rudal Barak dan drone produksi mereka. Namun, situasi saat ini membuat partisipasi Israel di pameran besar di Eropa semakin sulit.

0 Komentar