Dari Kridosono ke Malioboro, Warga Yogyakarta Rayakan Jumat Akhir Bulan di Tengah Hujan

Featured Image

Acara Jogja Last Friday Ride Tetap Digelar Meski Hujan

Jogja Last Friday Ride (JLFR) kembali digelar meskipun hujan mengguyur Kota Yogyakarta sejak siang hingga malam. Acara yang diadakan setiap akhir bulan ini telah menjadi tradisi sejak tahun 2010 dan tetap menarik minat pesepeda dari berbagai kalangan dan usia.

Pada bulan September lalu, tercatat sekitar 5.000 pesepeda berpartisipasi dalam JLFR, menunjukkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat. Pesepeda dari berbagai latar belakang, baik tua maupun muda, serta perempuan dan laki-laki, memadati jalan-jalan protokol Kota Yogyakarta.

Antusiasme Pesepeda Meski Dengan Cuaca Buruk

Para pesepeda mulai berkumpul di area Stadion Kridosono selepas Maghrib. Salah satu peserta adalah Herlan, yang mengayuh sepeda dari rumahnya di sekitar Jalan Kaliurang, menempuh jarak sekitar 10 kilometer. Herlan mengaku baru pertama kali mengikuti JLFR dan merasa tidak ingin melewatkan kesempatan ini setelah pindah ke Yogyakarta.

“Saya baru pertama kali, karena baru di Jogja. Ke sini sendirian, rencananya sama nyonya (istri) tapi karena mau hujan jadi enggak,” ujarnya saat ditemui di Stadion Kridosono. Ia tertarik untuk bergabung setelah melihat unggahan di media sosial mengenai JLFR yang diikuti ribuan pesepeda pada bulan lalu. Ia mengaku sudah hobi bersepeda, meskipun jarak yang harus ditempuh cukup jauh.

Pesepeda lainnya, Adhi, yang sudah dua kali mengikuti JLFR, mengungkapkan rasa ingin tahunya untuk membuktikan Yogyakarta sebagai kota sepeda. “Kepo aja aslinya, ternyata sudah lama (JLFR). Ini berangkat sendiri,” tuturnya. Adhi berharap agar para pesepeda tetap tertib dengan aturan lalu lintas. “Tertib lalu lintas, kemarin agak macet,” tambahnya.

Persiapan Pengamanan oleh Pihak Berwajib

Di sisi lain, Kasatlantas Polresta Yogyakarta, AKP Alvian Hidayat, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan personel untuk mengamankan jalanan selama acara JLFR berlangsung. Pengamanan juga dibantu oleh Polsek setempat.

Alvian mengakui bahwa pihaknya tidak mengetahui jumlah peserta secara pasti karena JLFR bukan kegiatan terstruktur. “Saya yakin yang pegang admin mereka enggak tahu jumlahnya berapa karena tidak ada invitation atau tiketing berapa,” ujarnya. Ia memastikan bahwa Polresta Yogyakarta siap melakukan pengamanan dan pengawalan agar JLFR dapat berjalan dengan lancar dan tertib.

Namun, Alvian memperkirakan bahwa jumlah peserta kemungkinan lebih sedikit dibandingkan bulan lalu, mengingat kondisi cuaca yang tidak mendukung. “Kami juga mengimbau cuaca tadi ada pohon tumbang, baliho roboh karena cuaca ekstrem, saran kami berhati-hati, jangan memaksakan diri,” kata Alvian.

Tren Peningkatan Partisipasi

Ia juga mencatat bahwa bulan lalu, jumlah pesepeda yang mengikuti JLFR mencapai sekitar 5.000 orang, dengan banyak peserta berasal dari daerah Bantul. Alvian menambahkan bahwa dalam satu tahun terakhir, JLFR menunjukkan tren peningkatan antusiasme.

Oleh karena itu, pihaknya telah menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk mengurangi kemacetan yang mungkin terjadi. “Rekayasa lalu lintas yang terjadi kepadatan di suatu titik khususnya jalur menuju ke stasiun,” ujarnya. Berkaca pada bulan lalu, Alvian mengingat kepadatan lalu lintas dari Kridosono menuju Malioboro yang berdampak pada akses menuju Stasiun Yogyakarta.

“Nanti kita arahkan masuk ke pintu timur, baik yang datang dari utara maupun selatan, misalnya Jalan Mataram ada personel yang mengarahkan, ini untuk kendaraan umumnya,” jelasnya. Dengan persiapan yang matang, diharapkan JLFR tetap bisa berjalan dengan lancar dan aman bagi semua peserta.

0 Komentar