Sinergi Tim Kosabangsa UKIT-Unima di Desa Beong, Kepulauan Sitaro

Featured Image

Sinergi Perguruan Tinggi dan Masyarakat dalam Revitalisasi Teknologi Pertanian di Desa Beong

Program Kosabangsa 2025 yang dilaksanakan oleh Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) bekerja sama dengan Universitas Negeri Manado (Unima) menunjukkan komitmen kuat dalam menghadirkan inovasi teknologi tepat guna bagi masyarakat kepulauan di Desa Beong, Kecamatan Siau Tengah, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro). Program ini bertajuk “Revitalisasi Teknologi Pengolahan Pala dan Usaha Tani Ternak Terpadu” menjadi bukti nyata sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam memperkuat ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi berbasis sumber daya lokal.

Melalui kegiatan lintas disiplin ini, tim akademisi, dosen, dan mahasiswa turun langsung ke lapangan untuk menerapkan hasil riset dan inovasi dalam bentuk pendampingan, pelatihan, serta penerapan teknologi di sektor pertanian, peternakan, dan pengolahan produk turunan pala. Program ini tidak hanya memperkenalkan teknologi modern kepada masyarakat, tetapi juga membangun kesadaran baru bahwa kemajuan desa dapat dimulai dari pengelolaan sumber daya lokal dengan cara yang cerdas, efisien, dan berkelanjutan.

Inisiatif ini sekaligus menjadi cerminan peran strategis perguruan tinggi sebagai agen perubahan sosial dan ekonomi. Dengan semangat kolaboratif, Kosabangsa menjadi wadah transformasi yang menjembatani ilmu pengetahuan dengan kebutuhan nyata masyarakat kepulauan — menghadirkan perubahan dari desa untuk Indonesia.

Tujuan dan Fokus Program

Program Kolaborasi Sosial Membangun Bangsa (Kosabangsa) merupakan inisiatif nasional dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang menempatkan perguruan tinggi sebagai penggerak pembangunan berbasis ilmu pengetahuan. Tujuan utama program ini adalah memperkuat ketahanan pangan, memperluas akses teknologi di desa, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kolaborasi antarperguruan tinggi dan pemerintah daerah.

Pada tahun 2025, Kabupaten Sitaro menjadi salah satu lokasi prioritas pelaksanaan program, dengan fokus pengembangan pada sektor swasembada pangan. Potensi besar pala, kelapa, dan hortikultura menjadikan daerah ini ideal untuk dijadikan model penerapan teknologi pertanian terpadu.

Pelaksanaan Kegiatan di Desa Beong

Pelaksanaan kegiatan di Desa Beong dipimpin oleh Tim Pelaksana dari UKIT yang diketuai oleh Dr Yeanly Wuena Pinaria MSi, bersama Jabes Wolter Kanter SSi MKM dan Rilya Patricia Esther Karuntu SP Msi. Tim ini berkolaborasi dengan Tim Pendamping dari Unima yang diketuai oleh Prof Dr Emma Mauren Moko SP Msi bersama Prof Dr Revolson Alexius Mege MSi dan Olviane Olke Sumampouw SE MSA.

Keterlibatan mahasiswa dalam program ini memperkuat implementasi kegiatan, mulai dari dokumentasi, promosi digital, hingga pelatihan manajemen usaha. Program ini dirancang untuk menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat Desa Beong, seperti rendahnya efisiensi pengolahan pala, terbatasnya pemanfaatan limbah organik, dan belum optimalnya pemasaran produk hasil olahan.

Inovasi Teknologi untuk Mitra I dan Mitra II

Bagi Mitra I – IKM Sari Fruit, yang berfokus pada pengolahan pala dan hasil laut, tim menghadirkan sejumlah teknologi baru, antara lain:

  • Mesin penggorengan berspatula bertenaga listrik, digunakan untuk pembuatan dodol, selai, tepung, dan bakasang bubuk secara higienis.
  • Teknologi food dehydrator yang menghasilkan tepung pala dalam rangka inovasi cipta menu baru bagi IKM Sari Furit berupa cookis pala, dan keripik pala dengan kualitas tinggi.
  • Inovasi jelly pala yang diperoleh dari penggunaan teknologi juice extraktor, dengan pemanfaatan daging buah pala sebagai bahan dasar produk makanan fungsional.
  • Alat pengemasan otomatis khususnya liquid filling otomatis yang membantu lancarnya proses pengisian sirup pala dan beberapa turunan pala yang dibuat oleh IKM Sari Furit.
  • Pelatihan pemasaran digital, yang memperkenalkan promosi daring melalui media sosial dan e-commerce untuk memperluas jangkauan pasar.

Sementara itu, Mitra II – Kelompok Tani Bersehati, yang bergerak di bidang pertanian hortikultura dan peternakan ayam, memperoleh penerapan teknologi yang berfokus pada sistem pertanian terpadu. Teknologi yang diberikan meliputi:

  • Mesin pencacah dan mixer bahan organik untuk pembuatan pupuk padat dari limbah pertanian.
  • Mesin fermentator otomatis pupuk cair (POC) yang mempercepat proses penguraian bahan organik menjadi pupuk cair siap pakai.
  • Pemberian bibit ayam dan penerapan sistem usaha tani terpadu dan pembuatan kendang ayam yang representatif.
  • Pembangunan rumah pembibitan untuk meningkatkan produksi bibit hortikultura.
  • Pelatihan pengolahan limbah dan pupuk organik, guna memperkenalkan konsep zero waste farming yang ramah lingkungan.

Dampak Akademik dan Ekonomi

Kegiatan ini memberikan dampak akademik yang signifikan. Selain menghasilkan publikasi ilmiah dan Hak Kekayaan Intelektual (Haki) atas inovasi alat, program ini memperkaya pengalaman mahasiswa dalam penerapan ilmu lintas bidang di tengah masyarakat. Para akademisi pendamping dari Unima turut berperan dalam merancang strategi pelatihan, pengujian alat, dan pendampingan manajemen usaha.

Program Kosabangsa 2025 di Desa Beong menjadi contoh nyata keberhasilan sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam membangun ketahanan pangan berbasis inovasi teknologi lokal. Kegiatan ini tidak hanya meninggalkan hasil berupa alat dan produk, tetapi juga pengetahuan, jaringan, dan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

Melalui semangat revitalisasi teknologi untuk kemandirian desa, Desa Beong kini bertransformasi menjadi model desa inovatif di wilayah kepulauan Sulawesi Utara, membuktikan bahwa perubahan besar dapat lahir dari kerja sama yang berpihak pada masyarakat dan berlandaskan ilmu pengetahuan.

0 Komentar