Mahasiswa Unej Jember Dorong Keberlanjutan Pertanian Kakao Melalui Program "Bertani untuk Negeri


SIGI, SULTENG
- Universitas Negeri Jember (Unej) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertanian berkelanjutan melalui berbagai program inovatif. Salah satunya adalah program "Bertani untuk Negeri," yang melibatkan mahasiswa Unej dalam pembibitan kakao di Kabupaten Bondowoso. Program ini bertujuan untuk mengatasi tantangan dalam sektor pertanian kakao, terutama terkait dengan keberlanjutan produksi dan kesejahteraan petani.

Pertanian telah menjadi tulang punggung kehidupan manusia sejak zaman kuno, memainkan peranan vital dalam menyediakan pangan, pakaian, bahan bakar, dan bahan baku lainnya. Namun, dengan populasi global yang terus bertambah dan perubahan iklim yang semakin nyata, sektor pertanian menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Inovasi dan praktik pertanian yang berkelanjutan menjadi kunci dalam memastikan produksi pangan yang cukup, aman, dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan masa depan.

Produksi kakao di Indonesia, salah satu komoditas utama negara ini, mencapai 688,21 ribu ton dan tersebar di seluruh wilayah. Pulau Sulawesi menjadi penghasil utama, dengan Sulawesi Tengah memiliki lahan produksi terluas sebesar 19% dari keseluruhan produksi kakao di Indonesia. Mayoritas lahan produksi kakao di Indonesia dimiliki oleh perkebunan rakyat, mencapai 99,7% dari total produksi, sementara perkebunan besar hanya mengendalikan 0,3% dari luas produksi keseluruhan.

Namun, banyak perkebunan rakyat menghadapi permasalahan seperti pohon kakao yang telah tua dan terkena hama atau penyakit. Di bulan Februari, harga kakao meningkat hingga Rp 150.000 per kilogram, menambah beban bagi petani.

Menghadapi tantangan ini, Aprillia Ardhi Kenzha Cahya Ningrum, mahasiswa dari Unej yang sedang magang di Yayasan Edu Farmers, bersama rekan-rekannya dalam program "Bertani untuk Negeri," melakukan pembibitan kakao dengan inovasi menggunakan ekstrak bawang merah. Teknik ini terbukti menarik perhatian banyak petani yang kemudian menambah polybag untuk pembibitan sendiri.


Pembibitan dilakukan dengan metode sederhana: bagian atas dan samping polybag ditutup menggunakan daun kelapa dengan penyangga kayu gamal. Bibit kakao berasal dari biji buah kakao petani. Proses pembibitan dengan ekstrak bawang merah melibatkan pengupasan bawang merah yang kemudian diblender dengan air hingga halus. Ekstraknya disaring dan ditambahkan air secukupnya. Biji kakao yang telah dikupas direndam dalam ekstrak bawang merah selama 6-8 jam, sehingga biji yang mengapung dibuang karena tidak memiliki cadangan makanan.

Perendaman dengan ekstrak bawang merah mempercepat pertumbuhan tunas pada biji kakao karena kandungan hormon giberelin dalam bawang merah yang meningkatkan kecepatan perkecambahan, pertumbuhan batang, perkembangan daun, dan merangsang pembungaan.

Selain pembibitan di petani, Cluster Rahmat juga melakukan pembibitan kakao di sebelah kantor Desa Rahmat dengan pembiayaan dari desa. Inisiatif ini membuka lapangan kerja bagi pemuda-pemuda Desa Rahmat. "Keren sekali Cluster Rahmat bisa membuka lapangan kerja di Desa Rahmat juga," ujar salah satu juri saat Pitch Day (presentasi endline). Pembibitan di kantor desa tersebut melibatkan 1.000 bibit dengan jenis kakao klon 45 atau Mcc02.

Melalui proyek produktivitas ini, petani menjadi lebih tahu cara pembibitan kakao yang benar dan jika terdapat pohon kakao yang rusak, mereka tidak harus membeli bibit lagi. Inovasi dan upaya seperti ini diharapkan dapat terus dikembangkan untuk menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan dan inklusif bagi generasi mendatang, serta memastikan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani kakao di Indonesia.

Program "Bertani untuk Negeri" oleh mahasiswa Unej Jember ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara akademisi dan petani dalam mengembangkan praktik pertanian yang inovatif dan berkelanjutan. Dengan dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, pertanian kakao di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat luas. (*)

0 Komentar