Asosiasi Perguruan Tinggi Pesantren Resmi Dibentuk, UNUJA Jadi Tuan Rumah
GUBUK INSPIRASI, PAITON – Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Paiton, Kabupaten Probolinggo, menjadi tuan rumah pembentukan Asosiasi Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren yang berlangsung di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid. Acara ini dihadiri perwakilan dari 51 perguruan tinggi berbasis pesantren di Indonesia, khususnya Jawa Timur. Asosiasi ini dibentuk untuk memperkuat jejaring, menyusun kebijakan bersama, dan melaksanakan program strategis guna menghadapi tantangan pendidikan modern.
Dalam pembukaan, seminar bertajuk “Inovasi Perguruan Tinggi Pesantren untuk Indonesia Emas 2045: Kolaborasi dan Transformasi Unggul Berbasis Pesantren” turut diselenggarakan. Seminar ini menghadirkan narasumber Dr. Basnang Said dari Kementerian Agama Republik Indonesia yang menyoroti pentingnya inovasi dan kolaborasi perguruan tinggi berbasis pesantren untuk mencetak generasi emas yang berdaya saing global.
Rektor Universitas Nurul Jadid, KH. Abd. Hamid Wahid, M.Ag., terpilih sebagai Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren. Ia menegaskan bahwa kolaborasi antarperguruan tinggi pesantren sangat penting untuk menjawab tantangan era digital tanpa mengesampingkan nilai-nilai keislaman.
“Kita ingin memastikan bahwa perguruan tinggi berbasis pesantren mampu bersaing secara global dan tetap menjaga jati diri pesantren sebagai pusat pendidikan nilai-nilai keislaman. Kolaborasi ini menjadi kunci keberhasilan untuk mencetak generasi emas yang unggul,” ujar KH. Abd. Hamid Wahid.
Asosiasi ini melibatkan perguruan tinggi seperti Universitas Ibrahimy Situbondo, Universitas Annuqayah Guluk Guluk, Universitas Alqodiri Jember, Universitas Hasyim Asyari Jombang, dan sejumlah perguruan tinggi pesantren lainnya di Indonesia. Fokus utama asosiasi ini adalah memperkuat sinergi dalam pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat berbasis pesantren agar tetap relevan di era modern.
Wakil Rektor III Universitas Nurul Jadid, Dr. H. Hasan Baharun, M.Pd., menyampaikan bahwa pembentukan asosiasi ini adalah langkah penting untuk menjawab tantangan yang dihadapi perguruan tinggi pesantren di era digital.
“Dengan adanya asosiasi ini, kami berharap tercipta kolaborasi yang lebih erat antarperguruan tinggi pesantren di seluruh Indonesia. Ini adalah langkah strategis untuk memastikan pendidikan pesantren terus relevan dan memiliki daya saing tinggi,” tutur Dr. Hasan Baharun.
Sebagai agenda awal, asosiasi telah merancang program strategis seperti konferensi ilmiah, pelatihan, publikasi akademik, dan digitalisasi pendidikan pesantren. Program-program ini diharapkan mampu mendorong inovasi pendidikan dan memperluas dampak pesantren dalam pembangunan bangsa.
Pembentukan Asosiasi Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren tidak hanya menjadi wadah komunikasi antarperguruan tinggi, tetapi juga sebagai motor penggerak inovasi pendidikan berbasis pesantren. Asosiasi ini diharapkan berkontribusi signifikan terhadap kemajuan pendidikan nasional dan mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045.
0 Komentar