Babinsa Arjasa Hadiri Rembuk Stunting dan Evaluasi Indeks Desa Membangun di Jatisari Situbondo


SITUBONDO, GUBUKINSPIRASI.com
– Dalam upaya mendukung percepatan pembangunan desa dan penanganan stunting di wilayah Kabupaten Situbondo, Babinsa Koramil 0823/10 Arjasa, Sertu A. Rosid, menghadiri kegiatan Uji Publik Pemutakhiran Indeks Desa Membangun (IDM) sekaligus Rembuk Stunting yang digelar di Balai Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, pada Kamis (12/6/2025).

Acara ini merupakan momentum penting dalam mengevaluasi kemajuan pembangunan desa serta menyusun langkah konkret pencegahan dan penanggulangan stunting secara partisipatif. Kegiatan melibatkan seluruh unsur pemerintahan desa, lembaga kemasyarakatan, hingga aparat keamanan.

Turut hadir dalam agenda tersebut Camat Arjasa Radik Heroisa, S.Stp., M., Kepala Desa Jatisari Rayudik, Babinkamtibmas Polsek Arjasa Bripda Rafi, Ketua BPD Ibu Nurul, serta perangkat desa lainnya.
 
Stunting Jadi Isu Prioritas

Dalam kesempatan itu, Sertu Rosid menegaskan bahwa isu stunting bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga membutuhkan keterlibatan lintas sektor, termasuk TNI. Sebagai Babinsa, dirinya siap bersinergi dengan pemerintah desa untuk memastikan program pencegahan stunting berjalan efektif di tingkat masyarakat.

“Stunting adalah tantangan pembangunan manusia. Kita harus bekerja sama dari hulu ke hilir agar generasi mendatang tumbuh sehat dan cerdas,” ujar Sertu Rosid.

Stunting, atau gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis, menjadi perhatian serius pemerintah karena berdampak langsung pada kualitas sumber daya manusia. Program rembuk stunting ini bertujuan untuk menyusun rencana aksi desa, memetakan keluarga risiko tinggi, serta mengintegrasikan intervensi lintas sektor.

Pemutakhiran IDM Jadi Basis Perencanaan Pembangunan

Selain rembuk stunting, kegiatan ini juga membahas hasil pemutakhiran Indeks Desa Membangun (IDM) yang menjadi indikator penting dalam menentukan status desa, apakah termasuk desa tertinggal, berkembang, atau mandiri. Data IDM digunakan sebagai dasar dalam menyusun perencanaan pembangunan, alokasi anggaran, hingga program intervensi desa.

Camat Arjasa, Radik Heroisa, menyampaikan bahwa pemutakhiran IDM bukan hanya formalitas, tetapi harus menjadi cerminan kondisi riil di lapangan.

“Kita ingin pembangunan desa berbasis data dan kebutuhan. IDM membantu kita menentukan prioritas dengan lebih tepat,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat dalam forum uji publik ini, karena menjadi fondasi penting untuk keterbukaan dan akuntabilitas perencanaan pembangunan desa.

TNI Aktif Kawal Program Sosial dan Pembangunan Desa

Kehadiran Babinsa dalam kegiatan desa bukan hal yang baru. Melalui pendekatan teritorial, aparat TNI dari Kodim 0823/Situbondo berperan aktif dalam mendampingi pelaksanaan berbagai program pembangunan desa, mulai dari ketahanan pangan, kesehatan, hingga pemberdayaan masyarakat.

“TNI hadir untuk membantu masyarakat. Melalui Babinsa, kami ingin menjadi penggerak perubahan positif di desa-desa,” tandas Sertu Rosid.

Dengan adanya sinergi antara Babinsa, pemerintah desa, dan warga, diharapkan program pembangunan dan penanganan stunting dapat berjalan lebih terukur, transparan, dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

0 Komentar