Sedang bingung memilih antara TOEFL ITP dan IBT? Tenang, kamu tidak sendiri! Banyak orang yang masih belum memahami perbedaan mendasar antara dua jenis tes ini, padahal keduanya punya fungsi, format, dan cakupan yang sangat berbeda. Jika kamu sedang mempersiapkan diri untuk ujian TOEFL, penting untuk mengetahui perbedaan antara TOEFL ITP dan IBT agar tidak salah langkah saat menentukan jenis tes yang sesuai dengan kebutuhanmu.
TOEFL, atau Test of English as a Foreign Language, adalah tes kemampuan bahasa Inggris yang diakui secara internasional. Namun, TOEFL terbagi ke dalam dua versi utama: TOEFL ITP (Institutional Testing Program) dan TOEFL IBT (Internet-Based Test). Meskipun sama-sama mengukur keterampilan berbahasa Inggris, tujuan dan pengakuan dari kedua jenis tes ini berbeda. Itulah sebabnya penting sekali untuk memahami mana yang paling tepat untuk kamu ambil, baik untuk keperluan akademis, pekerjaan, maupun studi di luar negeri.
TOEFL IBT biasanya menjadi pilihan utama untuk kamu yang ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri atau melamar beasiswa internasional. Sebaliknya, TOEFL ITP lebih sering digunakan di lingkungan lokal, misalnya sebagai syarat kelulusan di perguruan tinggi di Indonesia atau untuk keperluan administratif instansi tertentu. Selain itu, perbedaan dari sisi biaya dan metode pelaksanaan juga bisa jadi pertimbangan besar, khususnya bagi pelajar atau mahasiswa.
Sebelum kamu menjadwalkan ujian TOEFL, yuk simak perbedaan TOEFL ITP dan IBT secara lebih mendalam berikut ini. Siapa tahu, setelah membaca ini, kamu bisa lebih yakin memilih jalur yang tepat!
1. Format Tes: Offline vs. Online
TOEFL ITP dilakukan secara offline alias berbasis kertas dan pensil. Tes ini terdiri dari tiga bagian utama: Listening Comprehension, Structure and Written Expression, serta Reading Comprehension.
TOEFL IBT dilakukan secara online menggunakan komputer dan koneksi internet. Tes ini mencakup empat keterampilan bahasa utama: Reading, Listening, Speaking, dan Writing. Karena berbasis internet, kamu akan merekam suara dan mengetik jawaban langsung di layar.
2. Cakupan Penggunaan Skor
TOEFL ITP hanya berlaku untuk kebutuhan internal atau lokal, seperti syarat kelulusan, program pelatihan, atau evaluasi dalam negeri. Skornya tidak dapat digunakan untuk mendaftar universitas di luar negeri.
TOEFL IBT diakui secara global dan digunakan sebagai syarat masuk ke universitas internasional, aplikasi beasiswa, serta keperluan profesional di negara-negara berbahasa Inggris.
3. Biaya Tes
TOEFL ITP jauh lebih terjangkau, dengan kisaran harga antara Rp475.000 hingga Rp600.000.
TOEFL IBT memiliki biaya yang lebih tinggi, yakni sekitar Rp2,5 juta per tes, karena mencakup lebih banyak aspek dan diakui secara internasional.
4. Durasi dan Tingkat Kesulitan
TOEFL ITP berdurasi sekitar 115 menit dan tergolong lebih ringan karena tidak mencakup bagian Speaking dan Writing.
TOEFL IBT berdurasi sekitar 4 jam dan menuntut kemampuan yang lebih kompleks, terutama dalam mengekspresikan ide secara lisan dan tulisan.
Selain perbedaan di atas, baik TOEFL ITP maupun iBT sama-sama memiliki masa berlaku sertifikat selama 2 tahun sejak diterbitkan.
Kenapa hanya berlaku selama 2 tahun? Karena kemampuan bahasa dianggap dinamis dan bisa berubah seiring waktu, sehingga sertifikat TOEFL yang telah melebihi masa berlaku tidak lagi dianggap mewakili kemampuan bahasa yang aktual.
Oleh karena itu, pastikan sertifikat TOEFL ITP ataupun iBT masih berlaku sebelum mengajukan aplikasi ke universitas atau perusahaan yang membutuhkan sertifikat tersebut.
Kesimpulan
Jika kamu hanya memerlukan bukti kemampuan bahasa Inggris untuk keperluan lokal atau administratif, maka TOEFL ITP sudah cukup. Namun, jika kamu berencana melanjutkan studi ke luar negeri, TOEFL IBT adalah pilihan yang tepat. Pahami dulu kebutuhanmu sebelum menentukan jenis tes yang akan diambil. Dengan persiapan yang matang dan pilihan yang tepat, kamu bisa meraih skor terbaik sesuai target!
0 Komentar