Eks Lokalisasi Situbondo Jadi Pendorong UMKM, Angkat Ekonomi Masyarakat

Featured Image

Kembangkan Ekonomi Kerakyatan di Eks Lokalisasi Burnik

Eks lokalisasi Burnik yang terletak di Kelurahan Dawuhan, Kecamatan Situbondo Kota, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur kini menjadi pusat kegiatan ekonomi kerakyatan. Berbagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) telah berdiri di sana dan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.

Stand UMKM tersebut telah beroperasi selama 60 hari sejak dibuka pada 17 Mei 2025. Dalam kurun waktu tersebut, banyak warga setempat yang memanfaatkan kesempatan ini untuk membuka lapak usaha. Totalnya ada sekitar 120 lapak yang aktif berjualan setiap hari, dengan jam operasional mulai pukul 14.00 hingga 19.00 WIB.

Salah satu pedagang yang sukses menjalankan usahanya adalah Ahmad Razeki atau dikenal sebagai Bang Jeck. Ia menjual ikan asap tongkol yang sangat diminati oleh masyarakat. Setiap harinya, ia mampu menjual sebanyak 100 ekor ikan asap tongkol dengan total pendapatan mencapai Rp 1,5 juta. Ikan yang dijual terdiri dari dua jenis, yaitu ikan tongkol hitam dan putih. Namun, yang lebih laris adalah ikan tongkol putih karena teksturnya yang lembut dan rasanya yang manis.

Selain itu, Rini, salah satu penjual lumpur bakar, juga mengungkapkan bahwa dagangannya cukup menjanjikan. Setiap hari, ia mampu menjual sekitar 100 kue lumpur bakar dengan pendapatan minimal Rp 300 ribu. Menurutnya, adanya stand UMKM di Burnik City membuat para pengunjung datang setiap hari, terutama anak-anak muda di sore hari.

Plt Lurah Dawuhan, Ivan Susatyo Pribadi, menyatakan bahwa pembentukan stand UMKM di eks lokalisasi Burnik tidak menggunakan anggaran pemerintah. Inisiatif awal berasal dari para pemuda setempat yang ingin mengubah citra negatif wilayah tersebut menjadi lebih positif. Awalnya, stand UMKM ini didirikan dengan dana swadaya dari masyarakat sendiri.

Dengan adanya Burnik City, banyak warga yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan kini bisa berdagang. Bahkan, beberapa di antaranya bekerja sebagai tukang sapu dan penjaga malam. Hal ini juga membantu mengurangi keberadaan pelacuran di area tersebut.

Ketua Paguyuban Burnik City, Kadari, menjelaskan bahwa stand UMKM telah berdiri selama 60 hari. Para warga dan penjual saling kompak dalam menjaga kebersihan dan keamanan. Setiap harinya, mereka menyumbang Rp 5.000 untuk biaya kebersihan dan jaga malam. Selain itu, penerangan lampu juga termasuk dalam anggaran tersebut.

Peran pemerintah dalam mendukung kegiatan Burnik City sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi. Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo sering berkunjung ke lokasi tersebut dan membagikan konten di media sosial seperti Instagram dan TikTok. Hal ini membuat masyarakat semakin tertarik untuk datang dan meramaikan Burnik City setiap sore hari.

0 Komentar