
Perayaan Budaya dan Nasionalisme di Alun-Alun Haurgeulis
Pada malam hari tanggal 15 Agustus 2025, suasana Alun-Alun Haurgeulis, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dipenuhi oleh gemerlap lampu dan alunan musik gamelan. Ribuan warga berkumpul untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit yang bertujuan memperingati Hari Jadi Indramayu ke-498 sekaligus menyambut perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80.
Acara dimulai pukul 20.00 WIB dan berlangsung hingga larut malam. Pagelaran ini menampilkan lakon “Gatotkaca Dadi Raja” yang dipersembahkan oleh grup wayang kulit Langen Kusuma Putra. Dalang terkenal Rusmanto memimpin pertunjukan dengan iringan suara merdu dari sinden Duniawati.
Perayaan yang Menggabungkan Budaya dan Sejarah
Pagelaran ini merupakan bagian dari rangkaian acara tingkat Kecamatan Haurgeulis dalam memeriahkan dua momen penting: Hari Jadi Kabupaten Indramayu yang ke-498 dan HUT RI yang akan dirayakan pada 17 Agustus 2025. Acara ini juga menjadi ajang untuk mengajarkan nilai-nilai kepemimpinan, keberanian, dan pengabdian kepada rakyat melalui cerita-cerita dalam lakon wayang.
Sebanyak sekitar 1.000 penonton hadir di area alun-alun. Mereka berasal dari berbagai desa di Kecamatan Haurgeulis dan sekitarnya. Antusiasme masyarakat menunjukkan betapa kuatnya kecintaan mereka terhadap seni tradisi serta rasa nasionalisme dalam menyambut perayaan kemerdekaan.
Bupati Indramayu, Lucky Hakim, turut hadir dalam acara tersebut. Kehadirannya memberikan daya tarik tersendiri bagi warga yang ingin berfoto bersama. Selain Bupati, tampak pula para Kepala SKPD se-Kabupaten Indramayu, para camat, pimpinan BUMN dan BUMD, serta tokoh masyarakat setempat. Camat Haurgeulis, H. Dulyono, S.Sos., M.Si, memimpin penyambutan tamu undangan.
Keamanan dan Partisipasi Masyarakat
Dari unsur TNI dan Polri, hadir Danramil 1615/Haurgeulis, Kapten Kav. Sugiyanto, serta Kapolsek Haurgeulis, AKP Maman S. Keduanya memastikan keamanan acara berjalan tertib dan lancar.
Selain sebagai hiburan, pagelaran wayang kulit juga menjadi sarana edukasi budaya bagi generasi muda. Melalui lakon “Gatotkaca Dadi Raja”, masyarakat diajarkan tentang arti kepemimpinan dan pengabdian.
Bupati Lucky Hakim dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya melestarikan seni tradisional sebagai identitas daerah sekaligus kekayaan bangsa. “Wayang kulit bukan sekadar hiburan, tetapi juga warisan budaya yang harus kita jaga bersama,” ujarnya.
Camat Haurgeulis, H. Dulyono, menjelaskan bahwa acara ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah kecamatan, desa, dan berbagai pihak. “Ini adalah bentuk gotong royong dalam menjaga tradisi sekaligus memeriahkan perayaan kemerdekaan,” katanya.
Hiburan dan Berkah bagi Warga
Penonton yang hadir tampak menikmati pertunjukan hingga larut malam. Anak-anak duduk di pangkuan orang tua, sedangkan kaum muda memanfaatkan kesempatan ini untuk berfoto di area panggung yang dihias meriah. Pihak keamanan mencatat bahwa acara berlangsung aman dan kondusif tanpa ada insiden serius.
Para pedagang kaki lima di sekitar alun-alun juga merasakan manfaat dari ramainya pengunjung. Berbagai jajanan khas Indramayu laris manis dibeli oleh penonton. Bagi warga, kehadiran seni tradisional di ruang publik menjadi hiburan yang jarang mereka dapatkan. “Senang sekali bisa menonton wayang kulit di sini. Anak-anak jadi tahu budaya Jawa,” ujar Siti, salah satu penonton.
Harapan Masyarakat untuk Masa Depan
Pagelaran ini diharapkan menjadi agenda rutin setiap tahun, khususnya dalam rangkaian perayaan Hari Jadi Indramayu. “Kalau bisa setiap tahun ada, supaya anak muda tetap mengenal budaya leluhur,” harap warga lainnya.
Dengan perkembangan zaman, pemerintah daerah berusaha mengemas seni tradisi agar tetap diminati generasi muda. Salah satunya dengan menggelar pertunjukan di pusat keramaian dan memadukannya dengan perayaan besar seperti HUT RI.
Malam yang penuh makna itu menjadi simbol kebersamaan, di mana budaya, sejarah, dan rasa nasionalisme bertemu dalam satu panggung. Masyarakat Haurgeulis pulang dengan wajah puas, membawa cerita untuk dikenang.
Pagelaran wayang kulit di Haurgeulis tahun ini menegaskan bahwa seni tradisional masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Indramayu, sekaligus menjadi bagian penting dalam merajut persatuan dan kebanggaan bangsa.
0 Komentar