SITUBONDO – Ancaman abrasi yang semakin mengkhawatirkan di kawasan pesisir mendorong mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Nurul Jadid (Unuja) Probolinggo bersama masyarakat setempat untuk turun tangan melakukan pembuatan tangkis laut, Minggu (31/8/25). Kegiatan ini dilaksanakan di Pantai Kampung Uang, Desa Mandaran, Kecamatan Pesisir, Kabupaten Situbondo.
Pembuatan tangkis laut ini dilakukan secara swadaya dengan menggunakan bahan-bahan sederhana berupa bambu dan karung berisi pasir. Meski tampak sederhana, konstruksi tersebut diyakini mampu menahan hempasan ombak dan mencegah abrasi yang berpotensi merusak lahan masyarakat.
Sebanyak 10 mahasiswa KKN Unuja Probolinggo terlibat dalam kegiatan ini. Mereka adalah Faisol Rahmatullah, Muhammad Aminullah, Aditya Dwi Lanza, Zaini Muhammad, Muhammad Syafiq Rohman Zain, Ahmad Baydowi, Husnur Ridho, Hasan Fahmi, Nur Qomariah Ira Septa, dan Nur Mutmainnah Ratnasari.
Bersama warga pesisir, mereka bahu-membahu mengisi karung dengan pasir, menyusunnya di pinggir pantai, serta menancapkan bambu sebagai penahan tambahan. Proses ini dilakukan secara rutin sebagai upaya memperkuat tangkis laut yang telah dibangun sebelumnya.
“Kami berusaha semaksimal mungkin membantu masyarakat. Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya belajar di kampus, tetapi juga terjun langsung memberikan kontribusi nyata di masyarakat,” ujar salah satu mahasiswa peserta KKN.
Pembina KKN, Dr. Hambali, M.Ag, menjelaskan bahwa kegiatan pembuatan tangkis laut di Pantai Kampung Uang bukan sekadar rutinitas, tetapi merupakan strategi jangka panjang untuk mengatasi masalah abrasi.
“Bahan-bahan yang kita gunakan memang sederhana, hanya bambu dan karung berisi pasir yang kita susun sebagai tangkis ombak. Dengan cara ini, diharapkan abrasi bisa ditekan,” tutur Dr. Hambali.
Menurutnya, ancaman abrasi di kawasan pesisir Situbondo merupakan persoalan nyata. Selain menggerus lahan warga, abrasi juga berdampak pada berkurangnya luas tanah oloran (endapan tanah hasil sedimentasi) yang selama ini dimanfaatkan masyarakat untuk aktivitas ekonomi.
“Jika abrasi tidak dicegah, lahan masyarakat akan semakin menyempit. Padahal tanah oloran yang terbentuk di sekitar pantai ini sangat penting, karena bisa digunakan masyarakat untuk berbagai kebutuhan, mulai dari pertanian sederhana hingga lokasi tambatan perahu,” tambahnya.
Selain masalah abrasi, masyarakat Pantai Kampung Uang juga pernah menghadapi persoalan akibat pengerukan pasir pantai yang memicu pendangkalan. Akibatnya, kapal-kapal nelayan kesulitan berlabuh dan aktivitas ekonomi pesisir ikut terganggu.
Dr. Hambali menegaskan bahwa kegiatan mahasiswa KKN bersama warga ini juga bertujuan mengantisipasi agar permasalahan serupa tidak terulang kembali.
“Dengan adanya tangkis laut ini, kami berharap kendala-kendala yang pernah dialami masyarakat Mandaran bisa diatasi. Kami ingin membangun kesadaran bersama bahwa menjaga pantai sama pentingnya dengan menjaga mata pencaharian masyarakat,” jelasnya.
Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ini mendapat apresiasi dari pihak kampus. Kolaborasi antara mahasiswa dan warga dinilai menjadi kunci keberhasilan pembangunan tangkis laut sederhana namun bermanfaat.
“Partisipasi masyarakat luar biasa. Mereka hadir bukan hanya sebagai penonton, tetapi ikut terlibat langsung dalam proses pengerjaan. Ini bukti bahwa semangat gotong royong masih sangat kuat di kalangan warga Mandaran,” kata Hambali.
Warga pun menyambut baik kegiatan mahasiswa KKN tersebut. Menurut mereka, kehadiran mahasiswa memberikan energi baru sekaligus solusi terhadap masalah lingkungan yang mereka hadapi.
“Kami senang mahasiswa datang dan membantu kami. Kalau hanya warga sendiri, tentu pekerjaan akan lebih berat. Dengan adanya tambahan tenaga dari mahasiswa, pembangunan tangkis laut bisa lebih cepat selesai,” ujar salah seorang warga.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN Unuja tidak hanya menjalankan program pengabdian masyarakat, tetapi juga belajar langsung tentang pentingnya menjaga lingkungan pesisir. Mereka berharap program tersebut dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain maupun generasi muda untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan.
“Kami sadar, tantangan lingkungan di pesisir sangat besar. Karena itu, langkah-langkah kecil seperti ini perlu terus dilakukan agar dampaknya bisa dirasakan dalam jangka panjang,” ungkap salah satu mahasiswa peserta KKN.
Dengan adanya kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, dan dukungan dari pihak kampus, diharapkan Pantai Kampung Uang dapat terhindar dari ancaman abrasi. Selain itu, lahan oloran yang ada bisa terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi bagi warga Situbondo. (*)
0 Komentar