Merasa Dua Desa Nelayan di Marseille: Les Goudes dan Vallon des Auffes

Featured Image

Desa Nelayan yang Menyimpan Keunikan di Kota Marseille

Marseille, kota pelabuhan terbesar kedua di Prancis, memiliki keunikan yang menarik perhatian para wisatawan. Terletak di tepi Laut Mediterania, kota ini tidak hanya menjadi pusat perdagangan besar tetapi juga menyimpan dua desa nelayan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Dua tempat tersebut adalah Les Goudes dan Vallon des Auffes, yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri.

Les Goudes: Desa Nelayan dengan Pemandangan Indah

Les Goudes merupakan salah satu lokasi favorit bagi para penggemar olahraga seperti berenang, penyelaman, dan hiking. Desa ini terletak di distrik ke-8 kota Marseille, agak terpencil dari pusat kota, tetapi mudah diakses melalui transportasi umum seperti bus nomor 19 jurusan Pointe Rouge. Lokasinya berbatasan langsung dengan Calanques, yaitu perbukitan berbatu kapur yang memberikan pemandangan alam yang indah.

Dulunya, Les Goudes adalah sebuah pelabuhan kecil yang juga menjadi kawasan industri pada akhir abad ke-19. Para pekerja industri mulai membangun pemukiman di sekitar area tersebut, termasuk bangunan-bangunan peninggalan militer dari Perang Dunia II. Namun, seiring berkembangnya industri di tempat lain, kawasan ini ditinggalkan hingga akhirnya hanya menyisakan pondok-pondok kecil nelayan yang masih bertahan hingga saat ini.

Desa ini memiliki populasi sekitar 300 hingga 400 penduduk yang tinggal di area seluas 30 hektar. Meskipun disebut sebagai desa nelayan, warga setempat tinggal di rumah-rumah beton yang dilengkapi fasilitas modern seperti boks wifi dan televisi. Bagi para wisatawan, Les Goudes juga menawarkan restoran-restoran yang menyajikan makanan laut segar, termasuk sup bouillabaisse yang menjadi hidangan khas Marseille.

Vallon des Auffes: Desa Nelayan dengan Jalanan Berbukit

Berbeda dengan Les Goudes, Vallon des Auffes memiliki ciri khas yang lebih unik. Letaknya sekitar 2 km dari Pelabuhan Tua (Vieux-Port), desa ini terletak di bawah jembatan Corniche Kennedy. Untuk mencapai desa ini, pengunjung harus melewati banyak anak tangga, baik itu curam, dangkal, maupun tinggi. Hal ini membuat jalanan di desa ini terasa berbeda dibandingkan dengan Les Goudes.

Vallon des Auffes dikenal sebagai desa nelayan tradisional yang sudah ada sejak abad ke-17. Awalnya, desa ini dihuni oleh para pengrajin yang menggunakan tanaman auffe untuk membuat anyaman dan jaring nelayan. Rumah-rumah penduduk di sini juga sangat khas, berupa kotak-kotak sabun yang saling berdempetan. Vallon sendiri artinya lembah, jurang, atau teluk kecil, sedangkan Auffes merujuk pada jenis rumput liar yang tumbuh di kawasan Mediterania.

Jumlah penduduk di Vallon des Auffes lebih sedikit dibanding Les Goudes, yaitu sekitar 1.600 jiwa dengan luas area hanya 2.000 meter persegi. Meski begitu, desa ini tetap menjadi destinasi menarik bagi para penggemar petualangan. Di sini juga terdapat restoran yang menyajikan makanan laut segar, meskipun belum pernah saya kunjungi sendiri.

Kesimpulan

Kedua desa nelayan ini, Les Goudes dan Vallon des Auffes, menawarkan pengalaman yang berbeda namun sama-sama menarik. Les Goudes menawarkan pemandangan alam yang indah dan akses yang relatif mudah, sementara Vallon des Auffes menawarkan nuansa historis dan jalanan yang unik. Keduanya bisa menjadi pilihan ideal bagi para wisatawan yang ingin menjelajahi sisi lain dari kota Marseille selain monumen dan bangunan ikonik. Jika Anda seorang pecinta petualangan, dua lokasi ini layak dipertimbangkan dalam rencana perjalanan Anda.

0 Komentar