
Prodia Mengakuisisi ProSTEM, Perkuat Portofolio Layanan Kesehatan Berbasis Teknologi
PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mengumumkan rencana akuisisi perusahaan afiliasinya, PT Prodia StemCell Indonesia atau ProSTEM. Langkah ini dianggap akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan bisnis perseroan ke depan. Direktur Utama PRDA, Dewi Muliaty, menjelaskan bahwa akuisisi ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam memperluas portofolio layanan kesehatan yang lebih inovatif dan berbasis teknologi.
Dewi menyatakan bahwa langkah ini sejalan dengan visi Prodia untuk menghadirkan layanan diagnostik dan pengobatan yang lebih personal dan presisi. Dengan akuisisi ini, Prodia akan mulai mengintegrasikan terapi regeneratif ke dalam ekosistem kliniknya. Prodia secara resmi melakukan pembelian 30% saham ProSTEM sebagai bagian dari strategi memasuki sektor bioteknologi. Prodia mengakuisisi 69.512 lembar saham senilai Rp33 miliar dari PT Prodia Utama, pemilik mayoritas sebelumnya.
ProSTEM adalah perusahaan di bidang terapi regeneratif berbasis sel punca di Indonesia. Didirikan pada tahun 2010, ProSTEM memiliki fasilitas produksi seluas 3.046 m², yaitu Advanced Cell Therapy Production Laboratory (ACT-Plab), yang telah memenuhi standar cGMP, CPOB dari BPOM, serta sertifikasi internasional seperti ISO 9001:2015, AABB, dan FACT-NetCord.
Dewi mengungkap bahwa ProSTEM berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 46% secara tahunan pada 2024. Pencapaian ini menunjukkan fondasi bisnis yang kuat dan prospek yang menjanjikan ke depannya. Prodia memproyeksikan bahwa mulai tahun 2026, kontribusi laba bersih dari investasi ini dapat mencapai Rp2,3 miliar dan meningkat bertahap hingga Rp10,6 miliar pada tahun 2030. Nilai tambah aset dari transaksi ini dimulai sebesar Rp1,4 miliar pada 2025 dan diperkirakan tumbuh menjadi Rp30,6 miliar pada 2030. Ekuitas Prodia juga diproyeksikan meningkat sejalan dari Rp1,4 miliar menjadi Rp10,6 miliar.
Kolaborasi antara Prodia dan ProSTEM juga membuka pintu bagi ekspansi bisnis ke sektor terapi canggih yang selama ini masih terbatas implementasinya. Dengan meningkatnya fasilitas riset dan akreditasi terapi sel punca di Indonesia (terdiri dari 16 RS rujukan, 12 lab khusus, dan 4 bank sel akreditasi), peluang sinergi ini semakin besar. Dewi menuturkan bahwa ini merupakan bukti kesiapan Prodia mendukung agenda transformasi kesehatan nasional.
Pasca akuisisi, Prodia dan ProSTEM menetapkan strategi kolaborasi jangka panjang untuk memperluas layanan terapi regeneratif di Indonesia dan kawasan. Strategi tersebut mencakup penyediaan produk sel punca melalui sistem konsinyasi, riset bersama di bidang biomarker dan terapi presisi, serta edukasi publik melalui webinar dan kongres ilmiah. Selain itu, strategi pemasaran dan branding akan dijalankan bersama, disertai harmonisasi aspek regulasi dan mutu untuk percepatan perizinan.
Ke depan, kedua perusahaan menargetkan ekspansi internasional, menjadikan ProSTEM sebagai pusat rujukan terapi regeneratif di Asia. Direktur Keuangan Prodia, Liana Kuswandi, menambahkan bahwa kolaborasi ini dilandasi oleh performa bisnis ProSTEM yang terbukti kuat dan kompetitif. Dengan basis pelanggan yang berkembang dan daya saing teknologi yang tinggi, ProSTEM berpotensi memberikan kontribusi signifikan bagi nilai pemegang saham.
Aksi ini juga memperluas daya jangkau Prodia untuk memberikan solusi pengobatan regeneratif bagi penyakit degeneratif, autoimun, dan kondisi kronis yang membutuhkan pendekatan personal. Sinergi antara Prodia dan ProSTEM tidak hanya meningkatkan nilai perusahaan, tetapi juga membuka ruang untuk ekspansi ke layanan terapeutik, memperkuat R&D, serta diversifikasi portofolio layanan klinis.
0 Komentar