
Tren Harga Saham Blue Chip di Semester Kedua 2025
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham blue chip mengalami penurunan signifikan pada semester pertama tahun 2025. Namun, banyak investor mulai memperhatikan prospek saham-saham ini untuk investasi di semester kedua tahun yang sama. Saham blue chip biasanya berasal dari perusahaan besar dengan fundamental kuat dan kapitalisasi pasar yang besar. Mereka sering menjadi anggota Indeks LQ45, yaitu indeks yang terdiri dari 45 saham paling likuid di BEI.
Pada semester pertama 2025, Indeks LQ45 mengalami penurunan sebesar 6,53% secara year to date, sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya melemah 2,15%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja indeks LQ45 lebih buruk dibandingkan IHSG. Salah satu penyebabnya adalah kinerja sektor keuangan yang mengecewakan, terutama karena perlambatan penyaluran kredit.
Beberapa saham blue chip seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi faktor utama penurunan indeks LQ45. Selain itu, tekanan juga datang dari saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Menurut Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, anjloknya indeks LQ45 sejalan dengan pergerakan IHSG karena kinerja sektor keuangan yang mengecewakan. Ia menyatakan bahwa emiten big caps berbasis komoditas juga tertekan oleh fluktuasi harga komoditas akibat sentimen global.
Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menambahkan bahwa aksi jual beli atau net sell investor asing juga memberikan tekanan pada indeks LQ45. Selain itu, sentimen global belum cukup positif untuk mendorong strategi risk-on, sehingga indeks LQ45 cenderung sideways atau bahkan terkoreksi hingga akhir semester pertama 2025.
Namun, memasuki semester kedua, Miftahul melihat prospek saham-saham di indeks LQ45 sedikit lebih cerah. Ini dipengaruhi oleh beberapa faktor positif seperti stimulus fiskal dari pemerintah, ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan potensi dividen interim dari beberapa emiten.
Rekomendasi Saham Blue Chip
Miftahul merekomendasikan saham-saham seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), serta PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Proyeksi ini didasarkan pada narasi energi, emas, ekonomi syariah, dan infrastruktur.
Sementara itu, Nafan memproyeksikan kinerja indeks LQ45 akan lebih positif di semester kedua. Ini sejalan dengan potensi penurunan suku bunga oleh bank sentral dan perbaikan hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan mitra-mitranya.
Rekomendasi saham Nafan mencakup BBCA, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), BBRI, BMRI, PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Indosat Tbk (ISAT), JSMR, MEDC, dan TLKM.
Kiwoom Sekuritas merekomendasikan trading buy saham ANTM dengan target harga Rp 3.120 dan BRIS di Rp 2.700. Pada perdagangan Senin 12 Juli 2025, harga saham ANTM ditutup di level 3.030, naik 40 poin atau 1,34% dibandingkan sehari sebelumnya. Sedangkan harga saham BRIS turun 60 poin atau 2,16% menjadi 2.720.
0 Komentar