
Kerja Sama Strategis Danantara dengan Tiga SWF Asing
Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) telah memperluas jaringannya dengan menjalin kemitraan strategis dengan tiga lembaga pengelola dana abadi atau sovereign wealth fund (SWF) asing. Kerja sama ini terjalin sepanjang semester pertama tahun 2025, dan melibatkan Qatar, Australia, serta China. Kemitraan ini menunjukkan langkah baru dalam pengelolaan aset negara yang berfokus pada transparansi, mitigasi risiko, dan penciptaan nilai jangka panjang.
QIA: Mitra dari Qatar
Kerja sama antara Danantara dan Qatar Investment Authority (QIA) dimulai sejak April 2025. Dana investasi bersama yang dibentuk bernilai empat miliar dolar AS, setara dengan Rp67,3 triliun. Masing-masing pihak menyumbangkan dua miliar dolar AS, yaitu sekitar Rp33,63 triliun.
Kolaborasi ini diwujudkan setelah Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, di Istana Amiri Diwan, Doha, pada 13 April 2025. Dana tersebut akan fokus pada pengembangan sektor-sektor penting seperti hilirisasi industri, energi terbarukan, dan fasilitas kesehatan. Selain itu, ada peluang investasi di bidang teknologi dan sektor lain yang dinilai relevan oleh pengelola dana.
Future Fund: Kemitraan dengan Australia
Pada 16 Mei 2025, Danantara menandatangani komitmen kerja sama dengan Future Fund, sebuah sovereign wealth fund yang dikelola oleh Pemerintah Australia. Total aset Future Fund mencapai lebih dari 300 miliar dolar Australia, atau sekitar Rp3.202 triliun.
Kerja sama ini diumumkan selama Indonesia-Australia Annual Leaders’ Meeting di Jakarta. Australia juga memberikan dukungan terhadap keanggotaan Danantara Indonesia dalam International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF), forum global yang berupaya meningkatkan prinsip-prinsip tata kelola dalam pengelolaan dana publik.
CIC: Kolaborasi dengan China
Pada 25 Mei 2025, Danantara juga menandatangani komitmen kerja sama dengan China Investment Corporation (CIC). Meskipun masih dalam tahap penjajakan, kesepakatan ini berfokus pada peluang investasi bersama di berbagai sektor di Indonesia, kawasan ASEAN, dan China.
Salah satu pilar utama dari kesepakatan ini adalah pembentukan platform investasi China-ASEAN. Platform ini direncanakan untuk beroperasi dengan mandat luas di berbagai sektor seperti manufaktur, barang konsumsi, kesehatan, dan teknologi. CIC memiliki tanggung jawab untuk mengelola cadangan devisa China melalui diversifikasi investasi global, sementara Danantara bertindak sebagai mesin jangka panjang untuk reinvestasi aset negara Indonesia ke dalam industri masa depan.
Pendekatan Baru dalam Pengelolaan Aset Negara
Managing Director Global Relations and Governance Danantara Indonesia, Mohamad Al-Arief, menjelaskan bahwa setiap kemitraan bukan hanya sekadar transaksi keuangan, tetapi langkah strategis untuk membangun tata kelola yang setara dengan standar global.
“Kolaborasi strategis ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya menarik sebagai tujuan investasi, tapi juga telah berkembang menjadi mitra pengelola investasi yang dapat dipercaya di panggung global,” ujar Al-Arief.
Ia menambahkan bahwa melalui kerja sama dengan tiga SWF tersebut, Danantara tidak hanya mengakses pendanaan dan peluang investasi lintas negara, tetapi juga memperkuat kapabilitasnya dalam menjalankan tata kelola aset negara agar mampu setara dengan praktik terbaik dunia.
Ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk membangun kelembagaan yang kokoh dalam mengelola aset bangsa.
0 Komentar