Wall Street Naik, Investor Tenang Hadapi Tarif Trump

Featured Image

Indeks Wall Street Naik Meski Ada Ancaman Tarif Trump

Indeks saham utama Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Senin (14/7). Penguatan ini didorong oleh investor yang tidak terlalu khawatir terhadap ancaman tarif terbaru dari Presiden AS, Donald Trump. Selain itu, pasar juga stabil menjelang minggu yang sibuk dengan rilis data ekonomi dan dimulainya musim laporan laba kuartal II 2025.

Pergerakan Indeks Saham

Indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik sebesar 88,14 poin atau 0,20 persen menjadi 44.459,65. Sementara itu, indeks S&P 500 (.SPX) meningkat 8,81 poin atau 0,14 persen menjadi 6.268,56. Nasdaq Composite (.IXIC) juga melonjak 54,80 poin atau 0,27 persen menjadi 20.640,33. Nasdaq Composite mencatat rekor tertinggi, yang merupakan rekor ketujuh sejak 27 Juni. Sementara itu, S&P 500 telah mencatat lima rekor dalam periode yang sama.

Ancaman Tarif dan Kebijakan Trump

Trump akan menerapkan tarif 30 persen pada sebagian besar impor dari Uni Eropa dan Meksiko mulai 1 Agustus. Hal ini meningkatkan ketegangan perdagangan selama akhir pekan. Uni Eropa memperpanjang jeda tindakan pembalasan hingga awal Agustus, dengan harapan tercapainya gencatan senjata yang dinegosiasikan. Gedung Putih menyatakan bahwa perundingan dengan Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko masih berlangsung.

Meskipun ada berita utama, respons investor tidak terlalu keras. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan mereka terhadap ancaman tarif Trump dan seringnya ia mengubah keputusan di menit terakhir. Volume perdagangan juga tenang, dengan 15,43 miliar saham berpindah tangan, dibandingkan dengan rata-rata 17,62 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir. Pasar telah menguat dalam beberapa minggu terakhir meski Trump terus menggoyangkan taktik tarifnya.

Perspektif Investor

Kepala Strategi Investasi & Riset di Glenmede, Jason Pride, mengatakan bahwa jika ada yang menahan pasar, itu adalah fakta bahwa kita telah mengalami pergerakan yang cukup baik sejak April. Ia melihat bahwa meskipun ada kekhawatiran tentang tarif Trump yang bisa merugikan ekonomi AS, pungutan yang telah diluncurkan sejauh ini dan pengesahan undang-undang ekonomi secara umum akan saling mengimbangi. Sehingga, investor mulai lebih percaya diri tentang prospek pertumbuhan ekonomi.

Data Ekonomi dan Laporan Laba

Dampak implementasi kebijakan Trump akan muncul pekan ini, dengan serangkaian laporan baru tentang kondisi ekonomi AS yang akan dirilis. Musim laporan keuangan kuartal kedua dimulai hari ini, saat beberapa bankir papan atas Wall Street akan menyampaikan laporan. Selain itu, ada rilis data harga konsumen terbaru, yang diperkirakan akan mengungkapkan kenaikan inflasi pada bulan Juni, juga dijadwalkan hari ini.

Laporan harga produsen dan impor besok, Rabu (16/7) akan menawarkan wawasan baru tentang bagaimana tekanan rantai pasokan terbentuk.

Harga Minyak dan Sektor Energi

Harga minyak mentah adalah satu-satunya yang masih terpengaruh dengan kebijakan Trump. Harga minyak acuan AS turun 2,2 persen setelah Trump mengancam mengenakan pungutan pada pembeli ekspor Rusia, yang mungkin memiliki efek berantai pada pasokan energi global. Hal ini mendorong indeks energi (.SPNY), turun 1,2 persen, penurunan terbesar di antara 11 sektor S&P. Namun, sebagian besar sektor ditutup di wilayah positif, dipimpin oleh kenaikan 0,7 persen oleh layanan komunikasi (.SPLRCL).

Performa Saham Teknologi dan Kripto

Keuntungan di Netflix (NFLX.O), yang melaporkan pendapatan pada hari Kamis, dan Warner Bros. Discovery (WBD.O), yang film Superman terbarunya memiliki akhir pekan pembukaan yang kuat di box office, turut membantu kenaikan sektor teknologi. Saham kripto juga menguat setelah Bitcoin mencapai USD 120.000 untuk pertama kalinya. Coinbase (COIN.O), naik 1,8 persen, dan MicroStrategy (MSTR.O), naik 3,8 persen.

Penurunan Saham Waters Corp

Sebaliknya, saham Waters Corp (WAT.N) turun 13,8 persen setelah pembuat peralatan laboratorium setuju untuk merger dengan rivalnya Becton, Dickinson and Company (BDX.N), Unit Biosains & Solusi Diagnostik dalam kesepakatan senilai USD 17,5 miliar.

0 Komentar