SITUBONDO – Musim kemarau panjang mulai berdampak pada ketersediaan air bersih di sejumlah wilayah di Kabupaten Situbondo. Salah satunya di Desa Kembangsari, Kecamatan Jatibanteng, di mana warga mulai mengalami kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari. Menyikapi kondisi tersebut, Babinsa Koramil 0823-14/Jatibanteng bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo bergerak cepat menyalurkan bantuan air bersih bagi masyarakat terdampak, Senin (13/10/2025).
Bantuan air bersih dikirim menggunakan satu unit tangki berkapasitas 5.000 liter di bawah koordinasi Kepala Pelaksana BPBD Situbondo, Sruwi Hartanto, S.Pd., M.M.. Aksi sosial ini mendapat pendampingan langsung dari Babinsa Sertu Mudlofir, yang memastikan distribusi air berjalan lancar dan tepat sasaran.
Langkah ini menjadi bentuk nyata sinergi antara TNI dan pemerintah daerah dalam membantu masyarakat menghadapi dampak kekeringan akibat musim kemarau. Sumber-sumber mata air yang mulai mengecil membuat sejumlah warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk memasak, mencuci, dan memenuhi kebutuhan rumah tangga lainnya.
Sertu Mudlofir menegaskan, kehadiran Babinsa di tengah masyarakat bukan hanya untuk tugas keamanan, tetapi juga bagian dari upaya membantu rakyat mengatasi kesulitan sehari-hari.
> “Kami hadir bersama BPBD untuk memastikan bantuan air bersih tersalurkan dengan baik kepada warga yang membutuhkan. Semoga langkah kecil ini dapat sedikit meringankan beban masyarakat,” ujar Sertu Mudlofir dengan nada haru.
Respons masyarakat terhadap bantuan ini pun sangat positif. Warga Desa Kembangsari terlihat antusias saat tangki air tiba di pemukiman mereka. Dengan membawa jeriken dan ember, mereka bergiliran mengambil air bersih yang sangat dibutuhkan.
Salah satu warga, Siti Mariyah (45), mengaku bersyukur atas bantuan yang diberikan. “Sudah beberapa minggu ini air di sumur kami hampir habis. Bantuan dari Babinsa dan BPBD ini sangat membantu, apalagi untuk kebutuhan anak-anak di rumah,” tuturnya.
Pendistribusian air bersih tersebut juga menjadi bagian dari program tanggap darurat kekeringan yang rutin digelar BPBD Situbondo setiap kali musim kemarau tiba. Menurut Kepala Pelaksana BPBD, Sruwi Hartanto, beberapa kecamatan lain di wilayah barat Situbondo juga mulai mendapat perhatian karena mengalami kondisi serupa.
> “Kami terus memantau perkembangan di lapangan. Selain Kembangsari, ada sejumlah desa di Jatibanteng dan wilayah sekitarnya yang berpotensi mengalami krisis air. Tim kami akan terus bergerak menyalurkan bantuan sesuai kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Selain bantuan air bersih, BPBD Situbondo juga menyiapkan langkah antisipatif lain seperti pemetaan titik rawan kekeringan dan koordinasi dengan pemerintah desa untuk menjaga pasokan air tetap stabil.
Kerja sama antara Babinsa dan BPBD ini menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi bencana non-alam seperti kekeringan. Di tengah keterbatasan sumber air, sinergi antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci utama agar kebutuhan dasar warga tetap terpenuhi.
Sertu Mudlofir berharap, semangat gotong royong ini terus terjaga agar permasalahan yang dihadapi masyarakat bisa ditangani secara cepat dan tepat. “Kita semua berharap hujan segera turun, tapi selama itu belum terjadi, kami akan terus berkoordinasi dengan BPBD untuk memastikan kebutuhan air warga tetap terpenuhi,” ungkapnya.
Musim kemarau yang melanda wilayah Situbondo tahun ini memang cukup ekstrem. Berdasarkan data sementara dari BPBD, curah hujan di beberapa kecamatan turun drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini menyebabkan sumur warga mengering dan debit air di beberapa sumber mata air menurun tajam.
Melalui aksi distribusi air bersih ini, Babinsa dan BPBD Situbondo tidak hanya membantu kebutuhan fisik masyarakat, tetapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan dan kepedulian sosial di tengah situasi sulit. Bagi warga Kembangsari, setetes air di musim kemarau adalah bentuk kepedulian yang sangat berarti. (*)
0 Komentar