
Kreativitas dan Kebersamaan di Desa Bakong dalam Merayakan Kemerdekaan
Di tengah perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia, Desa Bakong yang berada di Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi pusat perhatian. Warga desa ini menunjukkan semangat nasionalisme yang luar biasa dengan menghiasi jalan-jalan desa dengan warna merah putih yang gemerlap. Gerbang-gerbang yang dibangun juga menjadi simbol kemenangan dan kebanggaan akan kemerdekaan.
Yang membuat kegiatan ini lebih istimewa adalah inisiatif seorang anggota Polsek Singkep Barat, Bripka Syamsurizal, yang kini menjabat sebagai Kapolsubsektor Desa Bakong. Dengan semangat yang tinggi, ia memimpin sebuah lomba gerbang hias kemerdekaan yang sukses menciptakan rasa kekompakan antara warga. Inisiatif ini tidak hanya sekadar perlombaan biasa, tetapi juga menjadi ajang pengumpulan ide dan kerja sama tanpa pamrih.
Semangat Gotong Royong yang Kembali Bersemangat
Bripka Syamsurizal tidak hanya melibatkan dirinya sendiri dalam kegiatan ini, tetapi juga mengajak seluruh masyarakat untuk ikut serta. Warga dari berbagai RT/RW bahu membahu mengumpulkan bahan-bahan sederhana seperti bambu, kayu, kain merah putih, hingga lampu hias. Mereka bekerja sama untuk menyulap sudut-sudut desa menjadi simbol kemerdekaan yang hidup.
Lomba ini bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga menjadi media penyatu lintas usia. Anak-anak, remaja, hingga orang tua terlibat dalam proses kreatif ini. Mereka saling bertukar ide dan bekerja sama tanpa memandang status atau usia. Hal ini mencerminkan semangat gotong royong yang kembali bangkit di tengah masyarakat.
Kepedulian Tanpa Pamrih
Seluruh hadiah dalam kegiatan ini disediakan oleh Bripka Syamsurizal secara mandiri, tanpa menggunakan anggaran institusi. Ia secara sukarela menyisihkan dana pribadi sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Ini menunjukkan bahwa kehadiran Polri di tengah kehidupan warga bisa sangat berarti jika dilakukan dengan niat tulus dan tanpa pamrih.
“Saya melakukan ini bukan atas perintah, melainkan murni atas keinginan pribadi agar masyarakat bisa turut berpartisipasi aktif dalam peringatan hari bersejarah bangsa,” ujarnya. Bagi Bripka Syamsurizal, kedekatan antara Polri dan masyarakat dapat dibangun melalui hal-hal sederhana, namun berdampak besar.
Filosofi “Bakong” yang Menjadi Pedoman
Bripka Syamsurizal juga memiliki pendekatan moral yang ia formulasikan sendiri. Terinspirasi dari nama desa tempatnya bertugas, ia merangkai akronim “Bakong” yang bermakna “Berbuat Akan Kebaikan, Orang Nampak Gunanya”. Bagi Bripka Syamsurizal, filosofi ini bukan sekadar permainan kata, melainkan prinsip yang ia pegang teguh dalam menjalankan tugas sebagai anggota Polri.
“Saya ingin keberadaan saya di Desa Bakong benar-benar memberikan manfaat. Jika kita terus konsisten berbuat kebaikan, masyarakat akan merasakannya dan menaruh kepercayaan. Itulah yang membuat saya merasa nyaman dan ingin terus berkontribusi,” katanya.
Dukungan dari Pimpinan dan Masyarakat
Langkah yang diambil Bripka Syamsurizal sejalan dengan arahan pimpinan, yakni Kapolres Lingga AKBP Pahala Martua Nababan, S.I.K., dan Kapolsek Singkep Barat Iptu Henry Gunawan, yang secara konsisten mendorong pendekatan humanis dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
“Pimpinan kami menekankan pentingnya hadir di tengah masyarakat bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai pengayom yang menjalin hubungan emosional dengan warga. Prinsip ini yang saya jadikan pegangan selama bertugas di wilayah ini,” jelasnya.
Proses pembuatan gerbang dilakukan secara kolektif, dengan dukungan pemerintah desa, tokoh masyarakat, hingga pemuda setempat. Inisiatif Bripka Syamsurizal menuai apresiasi dari berbagai elemen masyarakat yang menilai kehadiran beliau bukan sekadar menjalankan fungsi kepolisian, melainkan telah menjadi bagian integral dari kehidupan sosial desa.
0 Komentar