
Pengalaman Global Bunga Dessri Nur Ghaliyah di Voices of the Ocean
Bunga Dessri Nur Ghaliyah, seorang musisi dan seniman yang berasal dari Sumedang, kembali terpilih sebagai salah satu peserta dalam program Voices of the Ocean: International Austronesian Musicians Residency in Taitung (VOIMR) 2025. Agenda tahunan VOIMR akan berlangsung di Taitung, Taiwan, pada tanggal 25 Agustus hingga 24 September 2025. Program ini bertujuan untuk mempertemukan musisi dari berbagai negara Austronesia dengan fokus pada kolaborasi, pertukaran budaya, serta penciptaan karya musik yang menggabungkan tradisi lokal dengan perspektif global.
Dalam penjelasannya, Bunga menjelaskan bahwa VOIMR adalah sebuah program yang memberikan ruang bagi musisi untuk berkolaborasi, saling berbagi pengalaman budaya, serta menciptakan karya-karya baru yang memadukan bahasa daerah, instrumen tradisional, dan aransemen kontemporer. Selama program berlangsung, para peserta akan melakukan berbagai aktivitas seperti workshop interaktif, kolaborasi musik dengan musisi lokal, kunjungan budaya ke komunitas adat, dan tampil dalam konser penutup residensi.
Fokus Utama Program VOIMR 2025
Edisi tahun 2025 dari VOIMR akan memiliki pilar utama yaitu co-creation, cultural exchange, dan performance. Selama hampir satu bulan penuh di Taitung Performing Arts Creative Base, Taiwan, peserta akan diwajibkan untuk:
- Menyelenggarakan tiga workshop interaktif, termasuk satu untuk publik dan dua di komunitas adat.
- Melakukan kolaborasi musik dengan musisi lokal, menghasilkan minimal dua karya orisinal.
- Mengikuti kunjungan budaya ke komunitas adat di Taitung.
- Menampilkan karya hasil kolaborasi dalam konser penutup residensi.
Para peserta yang terpilih berasal dari Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Madagaskar. Kehadiran musisi dari empat negara ini menegaskan peran VOIMR sebagai ruang perjumpaan antarbudaya Austronesia yang luas dan beragam.
Program ini didukung oleh National Development Council dan Ministry of Culture Taiwan, yang menunjukkan bobot serta prestise internasional dari VOIMR. Hal ini juga menjadi bukti bahwa program ini telah diakui secara luas sebagai platform penting dalam dunia musik internasional.
Profil Bunga Dessri Nur Ghaliyah
Bunga Dessri Nur Ghaliyah dikenal sebagai Magister Seni, multiinstrumentalis, peneliti budaya, dan aktivis perempuan. Ia juga merupakan pendiri Yayasan Puspa Karima Indonesia, sebuah organisasi yang berfokus pada pemajuan kebudayaan, pendidikan seni, serta pemberdayaan perempuan dan kelompok minoritas.
Sejak masa studi, Bunga telah menunjukkan prestasi akademik yang gemilang. Ia tercatat sebagai lulusan terbaik Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung pada program sarjana (2016) dan program magister (2018). Fondasi akademis ini memperkuat langkahnya dalam menggabungkan riset budaya dengan praktik musik, sehingga setiap karya yang ia hasilkan lahir dari dialog antara pengetahuan dan pengalaman artistik.
Sebagai musisi, Bunga memiliki kepiawaian memainkan berbagai instrumen, khususnya rebab sunda, tarompet penca, suling, gamelan, tarawangsa, kacapi, serta mengeksplorasi berbagai jenis vokal tradisional sunda dan nusantara. Berdasarkan pengetahuan dan talentanya, ia aktif menciptakan karya lintas genre yang berakar pada tradisi Sunda, sekaligus membuka ruang dialog dengan musik kontemporer dan dunia internasional.
Fokus Artistik: Tarompet Penca dan Instrumen Bambu Sunda
Dalam program residensi VOIMR kali ini, Bunga akan membawa kekhasan musik Sunda dengan fokus pada alat musik Tarompet Penca, instrumen tradisi yang lekat dengan seni bela diri pencak silat. Selain itu, ia juga akan mengeksplorasi berbagai instrumen bambu khas Sunda seperti suling, karinding, keprak/kepyar, dan hatong. Eksplorasi ini diharapkan dapat membuka ruang dialog baru antara tradisi musik Sunda dengan tradisi Austronesia lain yang juga memiliki kekayaan instrumen bambu.
Dalam prosesnya, Bunga tidak sendiri. Ia akan berkarya bersama grup duo Sunyaruri yang ia bentuk bersama musisi Dinar Rizkianti, salah satu pendiri organisasi Perempuan Komponis Indonesia. Kolaborasi ini memperkuat fokus Bunga pada musik sebagai ruang dialog lintas budaya sekaligus sebagai medium perjuangan kesetaraan gender dalam dunia seni.
Jejak Prestasi dan Kontribusi
Terpilihnya Bunga di VOIMR melanjutkan rekam jejak panjangnya di panggung global. Beberapa pencapaian penting sebelumnya antara lain:
- Peserta Residensi OneBeat, New Hampshire, Amerika Serikat (2024).
- Pembicara di Indonesia Pavilion, Gwangju Biennale, Korea Selatan (2024).
- Fasilitator Threshold Program, Goethe-Institut (2024).
- Penampil di Southeast Asian Golden Age Symphony, Yong Siew Toh Conservatory, Singapura (2023).
- Female Composer terpilih dalam Bunyi Puan Nusantara, Pekan Kebudayaan Nasional (2023).
- Diplomasi budaya ke Malaysia, Singapura, dan kolaborasi dengan Guangxi Academy of Arts dalam China-ASEAN Music Festival (2022).
Selain prestasi tersebut, Bunga juga aktif meneliti musik tradisi, mendokumentasikan budaya lokal, serta menciptakan inovasi instrumen musik baru yang memperkaya khazanah seni Indonesia.
Bangga Mengangkat Identitas Indonesia
Partisipasi Bunga dalam VOIMR menegaskan bahwa kehadiran seniman Indonesia di panggung internasional bukan sekadar representasi budaya, melainkan juga bentuk kritik dan pembaruan. Dengan membawa tradisi Sunda ke ruang global, ia tidak hanya memperlihatkan kekayaan warisan, tetapi juga menantang cara pandang yang sering meminggirkan musik tradisi dalam arus utama. Kehadirannya menjadi suara penting tentang keberagaman, inovasi, serta urgensi menghadirkan perspektif perempuan dalam dunia seni.
0 Komentar