
Pangdam I/Bukit Barisan Dihujani Batu Saat Proses Pembongkaran Markas GRIB Jaya
Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Rio Firdianto, menjadi sorotan utama saat proses pembongkaran markas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) di Sumatera Utara. Insiden ini terjadi saat pihak berwenang melakukan pengrobohan terhadap bangunan Diskotek Marcopolo yang dikenal sebagai pusat kegiatan GRIB.
Peristiwa tersebut berlangsung pada hari Senin siang di Jalan Sei Petani, Dusun VII, Desa Namorube Julu, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang. Saat alat berat mulai merobohkan bangunan, massa GRIB melakukan perlawanan dengan melemparkan batu kepada para pejabat yang hadir di lokasi. Termasuk dalam rombongan adalah Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Pangdam I/BB Mayjen TNI Rio Firdianto.
Situasi memanas ketika lemparan batu mengarah langsung ke Bobby Nasution dan Mayjen Rio Firdianto. Aparat gabungan TNI-Polri segera membentuk barisan pelindung menggunakan tameng untuk melindungi pejabat tersebut. Mayjen Rio bahkan dikelilingi oleh ajudannya yang bersenjata lengkap. Untuk mengantisipasi ancaman, dua tameng milik polisi dipasang: satu di atas kepala dan satu lagi di depan tubuhnya.
Mayjen Rio yang awalnya berdiri dekat alat berat akhirnya mundur beberapa langkah, sementara wajahnya tampak memerah menahan emosi. Ia sempat berteriak agar massa segera bubar, namun lemparan batu terus berlangsung hingga petugas berhasil memukul mundur massa. Akhirnya, kericuhan bisa diredam dan proses pembongkaran berlanjut tanpa kendala.
Dalam operasi tersebut, turut hadir sejumlah pejabat penting seperti Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan, Kajati Sumut Harli Siregar, Ketua DPRD Sumut Erni Ariyanti Sitorus, serta Kepala BNNP Sumut Brigjen Pol Toga Panjaitan.
Riwayat Karier Mayjen TNI Rio Firdianto
Mayor Jenderal TNI Rio Firdianto lahir pada 3 Juni 1972. Ia merupakan perwira tinggi TNI-AD yang sejak 18 Oktober 2024 menjabat sebagai Panglima Kodam I/Bukit Barisan. Rio lulus dari Akademi Militer pada tahun 1993. Sebelum menjabat sebagai Pangdam, ia pernah menjabat sebagai Pa Sahli Tingkat III Bidang Wassus dan LH Panglima TNI.
Karier Rio dimulai sebagai perwira pertama Artileri Medan di jajaran Kostrad Batalyon Armed 12/Kostrad. Setelah bertugas di Korem 061/SK Dam III, ia kembali bertugas di Satuan Jajaran Korps Artileri Medan sebagai Komandan Batalyon Armed 5/105 Tarik Kodam III Siliwangi.
Sebagai perwira menengah (pamen), Rio pernah menjabat sebagai Asintel Danpaspampres, Dangrup D Paspampres, dan Sesmin Kasum TNI. Pada tanggal 20 November 2019, ia dipromosikan menjadi Asintel Kaskogabwilhan II, Jakarta. Selanjutnya, pada 18 November 2020, ia menjadi Dansat Intel Bais TNI.
Pada 16 Januari 2023, Rio melaksanakan rotasi jabatan sebagai Waasintel Kasad Bidang Inteltek dan Hublu. Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/329/III/2024 pada 22 Maret 2024, ia menjabat sebagai Pa Sahli Tingkat III Bidang Wassus dan LH Panglima TNI. Terakhir, pada 2024, ia ditunjuk sebagai Pangdam I/Bukit Barisan.
Pendidikan dan Jabatan Penting
Rio Firdianto memiliki latar belakang pendidikan militer yang kuat. Ia lulus dari Akademi Militer pada tahun 1993, kemudian mengikuti Susarcab Armed pada 1994. Selanjutnya, ia menempuh Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) pada 2008 dan Sekolah Staf Angkatan Darat (Sesko TNI) pada 2017. Ia juga mengikuti Lemhanas pada 2020.
Jabatan-jabatan penting yang pernah dijalaninya antara lain: * Danyon Armed 5/105 Tarik (2010–2012) * Asintel Danpaspampres (2014–2015) * Dan Grup D Paspampres (2015–2018) * Sesmin Kasum TNI (2018–2019) * Asintel Kaskogabwilhan II (2019–2020) * Dansat Intel Bais TNI (2020–2022) * Pati Mabes TNI AD (2022–2023) * Waasintel Kasad Bidang Inteltek dan Hublu (2023–2024) * Pa Sahli Tingkat III Bidang Wassus dan LH Panglima TNI (2024) * Pangdam I/Bukit Barisan (2024–sekarang)
Selama masa dinasnya di TNI Angkatan Darat, Rio pernah menjalani berbagai penugasan operasi baik dalam maupun luar negeri. Beberapa di antaranya termasuk pengamanan konflik horizontal di Kalimantan Barat tahun 1998, Operasi Satgas Pamtas RI-RDTL, serta pengamanan VVIP di berbagai wilayah Indonesia dan luar negeri seperti Korea Selatan, China, Singapura, Australia, Perancis, dan Saudi Arabia.
0 Komentar