
Peran Generasi Muda Pelaut dalam Menjaga Kelestarian Laut dan Pembangunan Bangsa
Dalam era yang semakin dinamis, penting bagi generasi muda pelaut Indonesia untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian laut sekaligus mendukung pembangunan bangsa. Untuk itu, kualitas pendidikan maritim perlu terus ditingkatkan agar dapat menghasilkan tenaga profesional yang mampu bersaing di pasar global.
Tema ini menjadi benang merah dalam orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof. Misri Gozan, Guru Besar Teknik Bioproses Universitas Indonesia, dalam Sidang Senat Terbuka Yudisium Perwira Transportasi Laut yang digelar oleh Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Misri mengangkat tema "Young Seafarers for a Sustainable Ocean and a Prosperous Nation", yang menekankan pentingnya peran para pelaut muda dalam membangun masa depan yang lebih baik.
Menurut Prof. Misri, Indonesia saat ini tercatat sebagai penyuplai pelaut terbesar ketiga di dunia, hanya kalah dari Tiongkok dan Filipina. Angka ini mencerminkan bahwa lebih dari 1,2 juta putra-putri bangsa kita telah mengarungi samudra dan mengibarkan nama Indonesia di setiap pelabuhan dunia. Ini bukan sekadar angka, melainkan bukti bahwa darah maritim telah mengalir dalam jati diri bangsa.
Prof. Misri menegaskan bahwa kebanggaan ini juga menjadi panggilan untuk terus menjaga mutu pendidikan dan integritas, sehingga pelaut Indonesia tidak hanya hadir di kapal-kapal dunia, tetapi juga menjadi teladan profesionalisme dan kehormatan bangsa. Di era transformasi digital dan transisi energi, para insinyur kelautan dituntut untuk menguasai teknologi baru seperti smart shipping, green propulsion system, serta pemanfaatan energi terbarukan untuk sektor maritim.
Lulusan dari program studi kelautan harus memiliki kompetensi praktis yang diakui secara internasional. Standar global seperti STCW (Standards of Training, Certification, and Watchkeeping for Seafarers) yang ditetapkan oleh IMO berperan penting dalam menetapkan kompetensi minimum awak kapal, termasuk keselamatan, navigasi, penanganan keadaan darurat, hingga sistem watchkeeping. Selain itu, sertifikasi lanjutan seperti Dynamic Positioning Operator (DPO) yang diakreditasi The Nautical Institute menjadi jaminan keterampilan operasional mutakhir.
LAM Teknik, yang dipimpin oleh Prof. Misri, selama ini mengakreditasi program studi keteknikan dengan pendekatan Outcome-Based Education (OBE), yang menilai pencapaian capaian pembelajaran lulusan, relevansi dengan kebutuhan industri, serta pengakuan internasional dalam kerangka Washington Accord. Namun, bidang keteknikan kelautan memiliki kebutuhan unik, yaitu menjembatani pendidikan akademik di perguruan tinggi dengan sertifikasi profesi maritim berbasis standar IMO/STCW.
Prof. Misri menegaskan bahwa akreditasi nasional kita tidak kaku, tetapi adaptif, mendengarkan kebutuhan unik dunia kelautan. Di akhir orasi ilmiahnya, ia menekankan bahwa karier pelaut bukan sekadar profesi, melainkan panggilan hidup. Panggilan untuk mengabdi, menjaga laut, dan menghadirkan kemakmuran bagi bangsa serta peradaban maritim dunia.
Ia juga berharap para lulusan menjaga laut dari polusi, dari eksploitasi berlebihan, sekaligus mengembangkan inovasi baru yang mendukung transisi menuju green shipping dan blue economy. Dunia kini menantikan pelaut-pelaut muda yang bukan hanya mahir mengoperasikan kapal, tetapi juga bijak dalam memimpin, berani mengambil keputusan, serta menjunjung tinggi integritas.
Sebelumnya, Direktur PIP Semarang, Mafrisal, menyampaikan bahwa momentum ini bukan hanya sekedar simbol kelulusan akademik, melainkan juga tonggak awal untuk mengarungi kehidupan nyata sebagai insan maritim. Ia meminta para lulusan siap mengarungi samudra luas dengan membawa semangat Pro Prestasi (Profesional, Etika, Standar Global dan Integritas).
Dari 288 wisudawan lulusan taruna Program Diklat Pembentukan Diploma IV, terdapat 95 lulusan Prodi Nautika, 83 lulusan Prodi Teknika, 102 lulusan Prodi Tatalaksana Angkutan Laut dan Kepelabuhanan (TALK), serta 8 lulusan dari jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Type-A. Mereka semua akan menjadi tulang punggung maritim Indonesia di masa depan.
0 Komentar