
Jawa Timur Dianugerahi Penghargaan atas Kesiapan Sistem Keamanan Siber
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan apresiasi dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai provinsi ke-8 di Indonesia yang berhasil menuntaskan pembentukan dan registrasi Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) di seluruh kabupaten dan kota. Penghargaan ini diberikan dalam rangka acara Pengukuhan TTIS Sektor Administrasi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Tahap II Tahun 2025, yang berlangsung di Auditorium Mayjen TNI (Purn) dr. Roebiono Kertopati, Kantor BSSN, Sawangan, Depok.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan rasa syukur atas penghargaan tersebut. Menurutnya, capaian ini menjadi bukti nyata komitmen dan sinergi antara pemerintah daerah dalam memperkuat ketahanan siber. "Keamanan siber bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang kesiapsiagaan, kolaborasi, dan tata kelola yang tangguh," ujarnya.
Peran TTIS dalam Menghadapi Ancaman Siber
Kehadiran TTIS di setiap kabupaten dan kota merupakan langkah strategis untuk memastikan respons cepat dan terkoordinasi terhadap ancaman siber. Gubernur Khofifah menekankan bahwa transformasi digital harus diiringi dengan peningkatan ketahanan siber. "Penguatan ekosistem keamanan digital harus dimulai dari level daerah agar sistem pemerintahan dan pelayanan publik dapat berjalan aman, terpercaya, dan berkelanjutan," tegasnya.
Selain itu, Jawa Timur menjadikan keamanan siber sebagai bagian integral dari agenda digital governance dan reformasi birokrasi. Semangat keamanan siber sejalan dengan nilai-nilai “JATIM BISA”, yaitu Berdaya, Inklusif, Sinergis, dan Adaptif. "Kami ingin setiap langkah transformasi digital di Jawa Timur berlandaskan pada prinsip berdaya, inklusif, sinergis, dan adaptif agar memberikan manfaat luas bagi masyarakat," tambahnya.
Kolaborasi dan Sinergi yang Kuat
Dalam upaya membangun sistem keamanan siber yang terintegrasi dan responsif, semangat sinergis menjadi fondasi penting. Kolaborasi antara Pemprov Jatim, BSSN, serta seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci keberhasilan. Selain itu, karakter adaptif menjadi kekuatan Jawa Timur dalam menghadapi dinamika digital yang terus berkembang.
"Kami berharap sinergi antara pemerintah daerah dan BSSN terus diperkuat. Jawa Timur akan terus berupaya menjaga ruang digital yang aman, adaptif, dan berdaulat demi mendukung pelayanan publik yang semakin efektif dan terpercaya," pungkas Gubernur Khofifah.
Partisipasi Daerah dalam Pengukuhan TTIS
Dalam pengukuhan tahap II ini, empat daerah mewakili Jawa Timur. Antara lain, Kota Surabaya dan Kabupaten Bojonegoro hadir secara luring, sedangkan Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang hadir secara daring. Selain Jawa Timur, provinsi lain yang turut menerima apresiasi BSSN antara lain Jawa Barat, Sulawesi Tenggara, Bali, dan Kalimantan Timur.
Pemprov Jatim juga menyampaikan terima kasih kepada BSSN atas dukungan dan pendampingan yang konsisten dalam memperkuat sistem keamanan siber di daerah. Pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang keamanan siber agar siap menghadapi tantangan masa depan.
Membangun Ekosistem Inklusif
Selain fokus pada penguatan infrastruktur dan regulasi, Jawa Timur juga membangun ekosistem inklusif dengan melibatkan seluruh elemen pemerintah, kabupaten/kota, hingga masyarakat digital. Tujuannya adalah menjaga ruang siber yang sehat, aman, dan produktif. Dengan demikian, keamanan siber tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh stakeholder.
0 Komentar