Agam Rinjani dan Kenangan Beras Ibu di Dekat TPA Antang Makassar

Featured Image

Kisah Agam Rinjani: Dari Keluarga Sederhana Hingga Jadi Pahlawan Evakuasi

Agam Rinjani kini menjadi sorotan setelah aksinya sebagai relawan SAR yang mengevakuasi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang terjatuh ke jurang Gunung Rinjani. Kejadian tersebut berlangsung pada Selasa (24/6/2025), di mana Juliana ditemukan tewas di jurang dengan kedalaman 600 meter. Aksi heroik Agam dan video permintaan maafnya kepada keluarga korban membuatnya viral di media sosial. Bahkan, warga Brasil membuka donasi untuk Agam sebagai bentuk apresiasi atas jasanya hingga terkumpul sebesar Rp1,5 miliar.

Latar Belakang Keluarga yang Sederhana

Agam lahir dari keluarga sederhana yang tinggal di Makassar. Ia adalah putra dari pasangan Saharna Daeng Rimang (77 tahun) dan Khairul Agam yang meninggal dunia pada 2021 lalu. Daeng Rimang, ibu dari Agam, adalah sosok perempuan tangguh yang bekerja keras sebagai pengepul kaleng bekas. Sementara ayahnya, Khairul Agam, dulunya seorang pelaut yang kemudian beralih profesi menjadi teknisi pemasangan pipa PDAM. Pada 1999, Khairul Agam memutuskan merantau ke Sorong Papua sebagai tukang ojek.

Pada tahun 1992, saat Agam berusia empat tahun, keluarganya pindah tinggal di Jl Antang Raya, dekat kawasan TPA Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Di lingkungan itu, Daeng Rimang membantu perekonomian keluarga dengan menjual kaleng bekas. Sementara Khairul Agam, meski dulunya pelaut, kini bekerja sebagai teknisi pemasangan pipa PDAM.

Perjuangan Awal Agam dalam Menghidupi Keluarga

Sejak kecil, Agam sudah terbiasa membantu sang ibu. Saat itu, ia sering membantu Daeng Rimang mengumpulkan dan mengepuk kaleng bekas. “Jadi mulai 1992 itu, saya kerja sebagai tukang tumbuk kaleng bekas,” kata Daeng Rimang. Dalam sebulan, ada sembilan ton kaleng bekas yang digeprek olehnya. Dengan upah Rp900 ribu, Daeng Rimang menggunakan uang tersebut untuk biaya kebutuhan dapur dan sekolah anak-anaknya.

Agam juga sering terbangun di malam hari untuk mengumpulkan kaleng bekas yang akan digeprek sang ibu. “Biasa itu, saya suruh cepat tidur karena kan kalau pagi pergi sekolah. Tapi sering saya lihat, bangun jam 1 malam baru dia kumpul itu kaleng bekas,” kenang Daeng Rimang. Kegigihan Agam dalam membantu keluarga ini menjadi fondasi dari sikapnya yang peduli terhadap sesama.

Jiwa Peduli dan Budi Pekerti yang Tinggi

Kondisi ekonomi keluarga yang tidak stabil tidak membuat Agam kehilangan rasa kasih sayang terhadap orang lain. Salah satu momen yang sangat dikenang oleh Daeng Rimang adalah ketika Agam kecil meminta sebagian beras yang hanya dua liter untuk dibagikan kepada tetangga yang tidak memiliki stok beras sama sekali. “Jadi itu beras dua liter saya bagi satu-satu literku. Karena Ucok kasihan lihat itu tetangga mau masak tapi tidak adami berasnya,” kenang Daeng Rimang.

Kepekaan Agam terhadap kesulitan orang lain telah menjadi bagian dari dirinya. Hal ini juga terlihat saat ia turut serta dalam misi evakuasi jenazah Juliana Marins. Meski Daeng Rimang awalnya khawatir melihat anaknya harus turun ke jurang Gunung Rinjani sedalam 600 meter, ia tidak pernah menghalangi keinginan Agam untuk bertindak demi kemanusiaan.

Warisan Jiwa Petualang dari Keluarga

Agam memiliki jiwa petualang yang diwariskan dari kakek dan ayahnya. Kakeknya dulu adalah kapten laut, sementara ayahnya, Khairul Agam, juga pernah menjadi pelaut. Namun, setelah menikah dengan Daeng Rimang, Khairul Agam memilih tidak melanjutkan profesinya sebagai pelaut. Alasannya, ia tidak ingin meninggalkan keluarga saat disuruh ikut sekolah ke Singapura.

Meski demikian, kecintaan Agam terhadap alam dan petualangan tetap terbentuk. Bahkan, ia pernah ikut mencari Mayor Cpm Latang yang hilang di Gunung Gendang Dewata batas Mamuju dan Toraja pada 2007 silam. Agam tidak tergabung dalam tim pencari, tetapi ia pergi mandiri untuk mencari korban.

Kontribusi dalam Berbagai Misi Kemanusiaan

Selain itu, Agam juga pernah bergabung dengan tim Pendaki Kopassus di beberapa tempat. Menurut kakak ipar Agam, Serka (Purn) Hary, keikutsertaan Agam dalam pendakian Kopassus sempat menemukan beberapa spesies tanaman yang belum ditemukan sebelumnya. Meskipun Hary tidak ingat persis waktu dan lokasi pendakian tersebut, ia tetap bangga dengan kiprah Agam.

Dari keluarga sederhana hingga menjadi pahlawan evakuasi, kisah Agam Rinjani menjadi inspirasi bagi banyak orang. Kehidupannya mengajarkan pentingnya keberanian, kepedulian, dan semangat untuk membantu sesama.

0 Komentar