
Kunci Jawaban Modul 1 PPG 2025: Refleksi tentang Pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL)
Sebagai seorang guru, penting untuk terus mengembangkan pemahaman dan strategi dalam pembelajaran agar dapat memberikan pengalaman belajar yang optimal bagi siswa. Dalam konteks Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Kementerian Agama, topik III tentang penerapan pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL) menjadi salah satu materi penting yang perlu dipahami dengan baik. Berikut ini beberapa kunci jawaban refleksi yang bisa menjadi bahan referensi untuk memperkaya wawasan dan pemahaman.
Pengalaman dan Inspirasi dari Topik III
Topik III membahas bagaimana pendekatan TaRL dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Sebagai guru mata pelajaran umum di madrasah, saya merasa terinspirasi oleh konsep ini. Sebelumnya, saya sering merasa kesulitan dalam menangani siswa yang memiliki kemampuan berbeda-beda. Beberapa siswa terlihat tertinggal, sementara yang lain justru bosan karena materi dirasa terlalu mudah. TaRL mengajarkan bahwa masalah bukanlah pada siswa, melainkan pada cara kita mendesain pembelajaran.
Salah satu hal utama yang saya pelajari adalah pentingnya asesmen diagnostik di awal pembelajaran. Bukan hanya sekadar tes untuk menilai hasil, tetapi sebagai alat untuk memetakan tingkat pemahaman setiap individu. Dengan demikian, saya menyadari bahwa tidak semua siswa siap menerima materi baru secara bersamaan. Dengan mengetahui posisi mereka, saya bisa memberikan intervensi yang tepat sesuai kebutuhan.
Selain itu, TaRL juga mengajarkan fleksibilitas dalam pengelompokan dan penyesuaian materi. Saya mulai lebih percaya diri dalam membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil, bukan berdasarkan nilai atau kepintaran, tetapi berdasarkan kebutuhan spesifik mereka. Misalnya, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, ada kelompok yang fokus pada pemahaman dasar kalimat, sementara yang lain berlatih menulis paragraf deskriptif yang lebih kompleks. Hal ini sangat relevan di madrasah, di mana siswa datang dengan latar belakang dan kemampuan yang beragam.
Perubahan dalam Desain Pembelajaran
Dengan penerapan TaRL, saya mulai merancang pembelajaran dengan lebih hati-hati. Proses ini dimulai dengan menentukan tujuan pembelajaran, kemudian melakukan asesmen awal untuk mengetahui level pemahaman siswa. Setelah itu, rancangan pembelajaran disesuaikan berdasarkan hasil asesmen tersebut. Selanjutnya, saya mengimplementasikan pembelajaran dengan pendekatan yang tepat, seperti kerja kelompok, tutor sebaya, atau aktivitas berjenjang.
Setelah pembelajaran selesai, saya melakukan asesmen sumatif untuk mengukur apakah tujuan pembelajaran telah tercapai. Hasil asesmen ini juga digunakan sebagai bahan evaluasi untuk asesmen awal berikutnya. Dengan demikian, saya bisa terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pentingnya Fleksibilitas dan Adaptasi
Inspirasi lain yang saya peroleh dari TaRL adalah pentingnya fleksibilitas dan adaptasi dalam pembelajaran. Saya belajar untuk tidak terpaku pada satu metode saja, tetapi mencoba berbagai pendekatan agar bisa mencapai hasil optimal. Misalnya, dalam pelajaran Matematika, saya mulai dengan asesmen awal sederhana untuk mengidentifikasi tingkat pemahaman siswa. Hasilnya, beberapa siswa mahir menyelesaikan persamaan linier, sementara yang lain masih kesulitan dengan konsep dasar.
Berdasarkan ini, saya membagi kelas menjadi tiga kelompok: kelompok mahir mengerjakan soal kontekstual, kelompok menengah fokus pada latihan terstruktur, dan kelompok dasar belajar konsep dasar melalui permainan kartu matematika. Pendekatan ini memungkinkan setiap siswa belajar pada “level yang tepat,” meningkatkan kepercayaan diri dan keterlibatan mereka.
Tantangan terbesar adalah waktu untuk merancang aktivitas yang variatif dan mengelola kelompok secara efektif di kelas besar. Namun, dengan memanfaatkan sumber daya sederhana seperti kertas dan diskusi kelompok, saya berhasil mengatasinya.
Kesimpulan
Pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL) memberikan kerangka kerja yang praktis untuk memastikan setiap siswa merasa tertantang, namun tidak terbebani. Inspirasi ini mendorong saya untuk selalu mencari tahu posisi siswa saat ini dan memberikan support yang memang mereka butuhkan, bukan yang saya kira mereka butuhkan. Dengan demikian, saya yakin bahwa setiap siswa mampu belajar, asal diberikan kesempatan dan pendekatan yang sesuai.
0 Komentar