Rektor UHO Kendari Prof Armi: Agenda Padat Sebelum Wafat, Rencana Ke IKN

Rektor UHO Kendari Prof Armi: Agenda Padat Sebelum Wafat, Rencana Ke IKN

Kehilangan Rektor Universitas Haluoleo

Rektor Universitas Haluoleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Prof Armid meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung pada Sabtu (23/8/2025). Kejadian tersebut terjadi di rumahnya yang berada di Jalan RS Jiwa, Lorong Palaka, Kelurahan Tobuuha, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari. Ia pertama kali ditemukan oleh istrinya, Fahmiati, dalam kondisi telungkup di ruang kerjanya.

Kakak almarhum, Tohir, menjelaskan bahwa Prof Armid ditemukan dalam keadaan napas tersengal dan mengeluh sakit di dada. Setelah itu, ia segera dibawa ke Rumah Sakit Ismoyo, yang berjarak sekitar 6,1 kilometer dari kediamannya. Namun, setelah dua jam menjalani perawatan, nyawa Rektor UHO tidak dapat diselamatkan.

Tohir menambahkan bahwa sebelum meninggal, adiknya memiliki jadwal yang sangat padat. Pada pagi hari yang sama, Prof Armid sempat merayakan Dies Natalis UHO ke-44. Rencananya, setelah itu, ia akan bertemu dengan tamu dari Jepang. Esok harinya, ia dijadwalkan akan bertolak ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Memang padat sekali jadwalnya," ujar Tohir. Ia juga menyampaikan bahwa keluarga menerima kepergian adiknya dengan ikhlas dan meminta kepada masyarakat untuk mendoakan Prof Armid.

Pelantikan Rektor UHO

Prof Armid SSi MSi MSc DSc dilantik menjadi Rektor UHO Kendari, yang keenam, pada Jumat (01/08/2025). Pelantikan ini dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Sekjen Kemdiktisaintek), Togar Mangihut Simatupang. Pelantikan berlangsung di 2 Graha Diktisaintek, gedung Kemdikti Saintek, Jakarta Pusat.

Togar mewakili Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Prof Brian Yuliarto ST MEng PhD. Sebelum dilantik, Prof Armid resmi mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Rektor UHO periode 2025-2029, Kamis, 24 April 2025 lalu. Dia menjadi bakal calon keenam yang melakukan pendaftaran dan menyatakan kesiapan mengikuti proses Pilrek UHO.

Setelah melewati penjaringan, Prof Armid berhasil masuk tiga besar penjaringan calon setelah meraih suara terbanyak. Pemilihan untuk menjaring tiga nama calon Rektor UHO berlangsung di Rektorat UHO, Kamis, 8 Mei 2025. Hasilnya, tiga calon rektor meraup suara teratas untuk selanjutnya berebut suara Mendiktisaintek.

Ketiganya adalah Prof Armid (Wakil Rektor IV UHO), Prof Ruslin (Dekan Farmasi UHO), dan Prof Takdir Saili (Direktur Pascasarjana UHO). Dalam rapat itu, Prof Armid meraih suara terbanyak dengan 32 suara. Diikuti Prof Ruslin dengan 11 suara dan Prof Takdir Saili yang memperoleh 4 suara. Prof Edy Karno dan Prof Yusuf Sabilu masing-masing 1 suara, sedangkan Muhammad Zein Abdullah tidak memperoleh suara.

Tiga nama teratas kemudian diajukan sebagai calon Rektor UHO Kendari ke Kemendiktisaintek, 14-15 Mei 2025 lalu. Selanjutnya, Prof Armid SSi MSi MSc DSc terpilih Rektor UHO Kendari, setelah meraih suara terbanyak hasil pilrek, Senin, 16 Juni 2025. Pemilihan yang dihadiri Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikdsaintek) Prof Fauzan MPd berlangsung di gedung Rektorat UHO, Kelurahan Kambu.

Berdasarkan hasil penghitungan suara Pilrek UHO Kendari, Prof Armid berhasil unggul dengan perolehan 31 suara. Ia unggul satu suara dari pesaing terdekatnya, Prof Takdir Siali yang mendapatkan 30 suara. Sementara, Prof Rusli memperoleh 13 suara. Dari total 75 suara sah, satu suara dinyatakan tidak sah karena pemilih berhalangan hadir untuk melaksanakan ibadah haji.

Profil Rektor UHO

Berikut profil Prof Armid SSi MSi MSc DSc, sosok Rektor Universitas Halu Oleo atau UHO Kendari, Sulawesi Tenggara, periode 2025-2029. Sebelum menjabat Rektor UHO, Prof Armid merupakan Wakil Rektor atau Warek IV UHO Bidang Perencanaan dan Kerja Sama. Jabatan ini diembannya tahun 2017-2021, bersamaan periode pertama kepemimpinan Prof Muhammad Zamrun Fihiru sebagai Rektor UHO, kemudian berlanjut periode kedua Prof Zamrun, 2021-2025.

Akademisi yang lahir di Kota Kendari, Provinsi Sultra, pada 18 Juni 1975, tersebut sudah mengabdi sebagai dosen UHO sekitar 25 tahun sejak tahun 2000. Prof Armid merupakan alumni Sarjana (S1) Ilmu Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin atau F-MIPA Unhas Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dia kemudian menyelesaikan pendidikan magister atau S2 di Universitas Gadjah Mada atau UGM Yogyakarta dan menyandang gelar Magister Sains (MSi).

Meski sudah meraih gelar MSi, Prof Armid kembali menempuh pendidikan magister bidang Marine Chemistry di University of the Ryukyus, Jepang, dan meraih Master of Science (MSc). Dia pun kembali melanjutkan pendidikan doktoral (S3) Marine and Environmental Science di University of the Ryukyus, dan meraih gelar Doctor of Science (DSc) pada tahun 2011. Saat menempuh pendidikan di Jepang, dia sekaligus menjadi Foreign Visiting Researcher Okinawa (2007-2008), serta Research Assistant of Rising Star Program for Subtropical Island Studies Okinawa (2009-2011).

Prof Armid pun dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Kimia Kelautan F-MIPA UHO oleh Prof Zamrun, pada 18 Oktober 2023. Dalam pengabdiannya sebagai dosen UHO Kendari, diapun sudah menempati berbagai posisi dan jabatan strategis. Begitupun berbagai peran dan kontribusinya tak hanya di dalam kampus, namun di luar perguruan tinggi.

Sejarah UHO

UHO merupakan perguruan tinggi negeri (PTN) terbesar di Provinsi Sultra yang awal berdirinya sebagai perguruan tinggi swasta (PTS) pada tahun 1964. Sejarah UHO awalnya merupakan PTS filial (cabang atau kelas jauh) dari Universitas Hasanuddin atau Unhas Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dengan nama Unhol yang menjadi PTS dengan status terdaftar pada 22 Maret 1966 dan dipimpin rektor pertamanya, Drs La Ode Malim.

Setelah 17 tahun berselang tepatnya 19 Agustus 1981, Universitas Haluoleo pun diresmikan sebagai PTN pertama di Sulawesi Tenggara. Sosok Rektor UHO pertama dengan status baru tersebut yakni Drs Eddy Agussalim Mokodompit MA. Saat awal diresmikan sebagai PTN, Senat menyetujui singkatan Universitas Haluoleo menjadi Unhalu. Singkatan tersebut kemudian berubah menjadi UHO, menyesuaikan nama saat surat keputusan pendiriannya. Perubahan tersebut dipertegas dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 149 Tahun 2014.

Jumlah mahasiswa UHO Kendari saat ini sekitar 36.926 orang dan 9.709 di antaranya dalam setahun terakhir memperoleh beasiswa.

0 Komentar