
Bonus Demografi Indonesia yang Menghadapi Tantangan
Indonesia kini sedang menikmati keuntungan dari bonus demografi, yaitu jumlah penduduk usia produktif yang cukup besar. Namun, tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini tidak bisa diabaikan. Masalah finansial menjadi salah satu isu utama yang menghambat perkembangan ekonomi negara.
Dalam sebuah diskusi yang digelar dalam acara Festival Dukung Semua Bisa di Hallf Patiunus, Jakarta Selatan, pada Minggu (17/8) malam, berbagai isu terkait generasi muda dibahas secara mendalam. Salah satu masalah utama yang muncul adalah ancaman bagi generasi sandwich, yaitu kelas menengah yang terjepit dan usia produktif yang kesulitan mengakses pekerjaan. Hal ini menyebabkan beban finansial yang sangat berat bagi generasi muda.
Salah satu faktor penyebabnya adalah terbatasnya lapangan kerja yang tersedia. Selain itu, generasi sebelumnya tidak memiliki dana pensiun yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri. Akibatnya, generasi muda harus menanggung beban finansial yang lebih berat, termasuk menanggung keluarga mereka sendiri.
Menurut perhitungan, pada tahun 2030 hingga 2040 nanti, Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah penduduk usia produktif. Namun, jika kondisi generasi sandwich tetap seperti sekarang, maka peningkatan produktivitas dan perekonomian negara akan terhambat.
Peran Organisasi Alumni dalam Membantu Generasi Muda
CEO Infipop Irfan 'Fanbul' Prabowo menyoroti pentingnya organisasi seperti Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) sebagai wadah bagi alumni untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Ia berharap alumni yang sedang terjepit dapat berkembang menjadi lebih baik melalui kolaborasi ini.
Irfan juga menyampaikan harapan agar calon Ketua Umum dan Sekjen Iluni UI, Ivan Ahda dan Boy (Andy Tirta), bisa bertindak seperti Nick Fury dalam film Marvel. Yaitu menjadi mentor bagi alumni UI yang berada di kelas menengah dan terjepit.
Kepemimpinan yang Inklusif dan Berorientasi Kepentingan Bersama
Pendiri Think Policy Andhyta F. Utami menjelaskan bahwa keberhasilan Iluni UI selama tiga tahun ke depan akan sangat bergantung pada cara calon Ketua Umum meletakkan kekuasaan. Menurutnya, jika sosok ketua berasal dari lingkaran kekuasaan dan kekayaan sejak kecil, maka secara psikologis ia cenderung merasa insecure dan ingin terus menjaga kekuasaannya.
Namun, jika sosok ketua bukan berasal dari lingkaran tersebut, maka ia akan lebih mudah memberikan kekuasaan demi kepentingan orang lain.
Kepedulian Ivan Ahda terhadap Alumni UI
Calon Ketua Umum Iluni UI, Ivan Ahda, menyatakan alasan dirinya maju kembali dalam pemilihan karena melihat masih banyak alumni UI yang kondisinya tidak baik-baik saja. Ia menyamakan situasi ini dengan kondisi kelas menengah di Indonesia yang terjepit.
Menurut Ivan, masalah ini harus diselesaikan secara bersama-sama, termasuk oleh Iluni UI pusat, fakultas, wilayah, chapter, dan pemangku kebijakan di Republik Indonesia. Ia menilai masalah The Commoners, sebutan untuk alumni UI, sudah menjadi masalah nasional.
Ivan berharap solusi yang diberikan oleh alumni UI dapat menjadi sumbangsih bagi permasalahan negara. Salah satu alasan ia maju sebagai Caketum Iluni UI adalah untuk menjaga marwah Universitas Indonesia dan bangsa. Ia tidak ingin menyerahkan kampus dan alumni UI kepada orang yang tidak bertanggung jawab atau hanya mencari keuntungan sesaat.
0 Komentar