Jalan Panjang CSR Pertamina untuk Kemandirian Disabilitas di Kota Susu

Jalan Panjang CSR Pertamina untuk Kemandirian Disabilitas di Kota Susu

Komunitas Difabel Ampel: Kehidupan dan Kemandirian yang Menjanjikan

Di tengah kesibukan kehidupan sehari-hari, suara dering telepon terdengar nyaring di bengkel kerja Komunitas Difabel Ampel (KDA) di Desa Candi, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Di ujung telepon, seseorang memesan dua tabung Bright Gas yang akan digunakan untuk industri pengolahan susu. Suara lelaki itu mengatakan, "Kang tolong dikirim secepatnya ya, butuh 2 tabung pink 5 kiloan (Bright Gas), tak tunggu ya." Jawaban dari Ketua KDA, Sardi, adalah "Siap kang, OTW (On the Way)."

Dengan cepat, Sardi menawarkan pesanan tersebut kepada rekan-rekannya di Markas KDA, yang juga merupakan bengkel reparasi elektronik. Parjono, salah satu anggota KDA, langsung menawarkan diri untuk mengantarkan pesanan tersebut. Dengan kursi roda, Sardi dan Parjono menuju garasi tempat puluhan tabung Bright Gas disimpan. Parjono kemudian naik ke motor matic-nya yang telah dimodifikasi dengan sidecar atau sespan, sehingga ia bisa mengendarai kendaraan tanpa harus turun dari kursi roda.

Setelah memastikan posisi tabung aman, Parjono melaju menuju industri pengolahan susu yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Markas KDA. Motor KDA yang sudah di-branding dengan warna pink ini memiliki tujuan jenama dan keamanan, karena warna merah muda yang cerah membantu dalam pengenalan saat berada di tengah jalan raya.

Pengantaran gas dilakukan dengan radius sekitar 5 kilometer, dan pengantar bisa mendapatkan keuntungan sebesar 5 ribu rupiah per tabungnya. KDA dapat mengantar maksimal 5 tabung Bright Gas, sedangkan untuk tabung melon atau gas 3 kilo bisa mencapai 8 tabung.

Bermula dari komunitas motor modifikasi, keterbatasan Sardi dan Parjono serta puluhan anggota KDA tidak menghalangi mereka menjadi mitra pengantar Bright Gas door to door di wilayah Boyolali dan sekitarnya. Total ada 24 anggota KDA yang semuanya tuna daksa, diberdayakan oleh Pertamina sejak 2020. Anggota KDA tersebar di Boyolali, Salatiga, hingga Semarang, dengan rekan difabel di daerah masing-masing menjadi mitra pengantar gas, asalkan bisa naik motor.

KDA awalnya terbentuk dari komunitas motor roda tiga, yakni motor modifikasi bagi penyandang disabilitas. Pada 2018, KDA dibentuk dengan fokus utama pada peningkatan skill anggota, khususnya dalam keterampilan servis elektronik. Namun, pandemi Covid-19 berdampak pada mata pencaharian KDA yang sebelumnya fokus pada jasa perbaikan barang elektronik. Akhirnya, mereka mendapatkan tawaran dari Pertamina Fuel Terminal Boyolali untuk menjadi pengantar Bright Gas.

Dari kerja sama tersebut, tambah Sardi, bisa membantu menambah pundi rezeki para anggota KDA. Pengantaran gas menjadi penghasilan utama selama masa pandemi karena jasa servis elektronik cenderung sepi. Selain itu, KDA juga melakukan edukasi dan sosialisasi penggunaan gas sesuai dengan peruntukannya. Misalnya, saat mengantar gas melon, mereka memberikan informasi kepada pelanggan bahwa gas melon hanya untuk masyarakat miskin, dan jika sudah mampu sebaiknya beralih ke tabung pink.

Pemesanan Bright Gas melalui KDA menggunakan sistem online dan offline. Offline didominasi warga sekitar, sedangkan online melalui nomor WhatsApp. Layanan pemesanan juga bisa diakses melalui call center Pertamina, baik lewat telepon maupun WhatsApp Pertamina Delivery Service (PDS).

Selain KDA, Pertamina juga bekerja sama dengan Forum Komunikasi Difabel Boyolali (FKDB) untuk membekali penyandang difabel dengan keterampilan menjahit dalam wadah Sanggar Kresna Kelompok Kreasi Inklusi Nusantara (Kresna) Patra di Kemusu, Boyolali. Sri Setyaningsih, ketua FKDB, menjadi pioneer dalam pemberdayaan sejak 2021. FKDB memiliki beberapa lini pelatihan, termasuk servis elektronik, pelatihan menjahit, dan pelatihan batik tulis.

Kresna Patra juga menyediakan pendidikan formal bagi penyandang difabel melalui Program Pendidikan Kesetaraan (Kejar Paket) di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKMB) Dwija Amarta. Pendapat Sri, pendidikan formal sangat penting agar penyandang difabel bisa bekerja di pabrik atau industri lainnya.

Program CSR Disabilitas Pertamina menjadi bagian dari upaya PT Pertamina Patra Niaga dalam memperhatikan kelompok rentan dan mendorong kemandirian masyarakat. Ada empat program di Boyolali, yaitu Kresna Patra, Srikandi Patra, Difabel Ampel, dan Pandawa Patra, yang fokus pada bidang pendidikan, sumber daya manusia, penciptaan lapangan kerja, ketahanan pangan, dan pengembangan ekonomi kreatif. Total dana yang dialokasikan mencapai 2,5 miliar rupiah untuk lima program di Jawa Tengah.

0 Komentar