TNI Bersama Petani: Babinsa Koramil 0823-14 Jatibanteng Dampingi Panen Padi untuk Wujudkan Ketahanan Pangan di Situbondo
SITUBONDO, 12 Oktober 2024 – Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional, Babinsa Koramil 0823-14 Jatibanteng, Serka Ali Rubai, secara langsung turun ke sawah untuk mendampingi para petani di Desa Sumberanyar, Kecamatan Jatibanteng, Kabupaten Situbondo dalam proses panen padi. Kegiatan ini tidak hanya menunjukkan sinergi antara TNI dan petani, tetapi juga merupakan bagian dari upaya besar dalam menjaga kestabilan pangan dan kesejahteraan masyarakat di tingkat pedesaan.
Kegiatan yang berlangsung di Dusun Krajan ini merupakan salah satu dari banyak program yang dijalankan oleh Kodim 0823/Situbondo melalui Pembinaan Teritorial (Binter), yang bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian di daerah tersebut. Di bawah kepemimpinan Serka Ali Rubai, para petani setempat bekerja sama dengan semangat gotong royong, memanen padi yang siap dipanen setelah melalui musim tanam yang cukup panjang.
Serka Ali Rubai menyampaikan bahwa pendampingan ini merupakan bentuk nyata dukungan TNI terhadap para petani di pedesaan, yang selama ini menjadi ujung tombak ketahanan pangan di Indonesia. “Kami di TNI sangat mendukung program ketahanan pangan. Apa yang kami lakukan hari ini adalah wujud nyata komitmen tersebut, di mana kami ingin memastikan petani mendapatkan pendampingan yang diperlukan agar hasil panennya maksimal,” kata Serka Ali.
Program ketahanan pangan yang diinisiasi oleh pemerintah pusat melalui berbagai kementerian dan institusi memang menjadi salah satu prioritas nasional. TNI, melalui Binter, terlibat aktif dalam program ini dengan memberikan dukungan langsung kepada para petani di lapangan. Pendampingan oleh Babinsa tidak hanya berhenti di saat panen saja, tetapi juga mencakup berbagai tahapan pertanian mulai dari persiapan lahan, penanaman, hingga perawatan tanaman.
Dengan adanya sinergi antara TNI dan petani, diharapkan hasil panen di Desa Sumberanyar, Kecamatan Jatibanteng, dapat meningkat dari waktu ke waktu. Lebih jauh lagi, upaya ini juga bertujuan untuk mencapai swasembada pangan, tidak hanya di wilayah Situbondo, tetapi juga secara nasional. Hal ini selaras dengan tujuan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan dan meningkatkan kemandirian pangan di tingkat nasional.
Babinsa (Bintara Pembina Desa) memiliki peran yang sangat strategis dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui sektor pertanian. Dalam kegiatan seperti pendampingan panen padi, Babinsa tidak hanya terlibat secara fisik, tetapi juga memberikan edukasi mengenai teknik bertani yang lebih modern dan efisien. Serka Ali Rubai menambahkan bahwa keterlibatan Babinsa bertujuan agar para petani memiliki wawasan yang lebih luas tentang bagaimana mengelola pertanian yang baik.
“Pendampingan ini tidak hanya membantu petani dalam memanen hasil kerja keras mereka, tetapi juga memberikan edukasi bagaimana cara memaksimalkan produksi padi melalui teknik yang lebih baik dan penggunaan teknologi yang tepat,” jelasnya.
Dengan peran Babinsa yang aktif dalam setiap tahap pertanian, petani diharapkan dapat menerapkan metode-metode baru yang lebih efektif. Hal ini akan berdampak pada peningkatan produksi pangan, yang tidak hanya bermanfaat bagi para petani itu sendiri, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.
Peningkatan hasil panen di Desa Sumberanyar diharapkan akan berkontribusi signifikan terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat. Desa yang mayoritas penduduknya adalah petani ini sangat bergantung pada hasil pertanian, khususnya padi, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga sebagai sumber penghasilan utama.
Swasembada pangan yang diupayakan melalui program ketahanan pangan ini akan memberikan dampak positif jangka panjang, baik bagi petani maupun bagi ketahanan ekonomi lokal. Dengan hasil panen yang melimpah, para petani bisa menjual sebagian besar hasil mereka ke pasar, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan mereka.
Selain itu, keberhasilan program ini diharapkan juga dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat desa. Peningkatan hasil pertanian tentu saja memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak, baik untuk proses penanaman hingga distribusi. Dengan demikian, dampak ekonominya tidak hanya terbatas pada petani, tetapi juga masyarakat desa lainnya yang terlibat dalam proses pertanian.
Meski program ini membawa dampak yang sangat positif, tidak dapat dipungkiri bahwa petani di Desa Sumberanyar dan daerah sekitarnya masih menghadapi berbagai tantangan. Cuaca yang tidak menentu dan serangan hama seringkali menjadi kendala utama yang mempengaruhi hasil panen. Namun, dengan pendampingan yang terus diberikan oleh Babinsa dan institusi terkait, para petani diajarkan bagaimana cara mengatasi tantangan tersebut dengan strategi-strategi yang lebih baik.
Salah satu langkah yang diambil adalah penggunaan pupuk dan pestisida yang tepat, serta pemilihan bibit unggul yang lebih tahan terhadap serangan hama dan cuaca ekstrem. Selain itu, pelatihan mengenai teknik irigasi yang lebih efisien juga diberikan agar petani dapat mengoptimalkan penggunaan air di tengah musim kemarau.
Keberhasilan program pendampingan ini tentu diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia. Sinergi antara TNI dan petani, yang terjalin melalui program ketahanan pangan, merupakan wujud nyata kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kestabilan pangan nasional.
Serka Ali Rubai menegaskan bahwa TNI akan terus berkomitmen dalam mendampingi petani, tidak hanya di Situbondo, tetapi juga di seluruh Indonesia, demi terwujudnya swasembada pangan dan kesejahteraan masyarakat.
“Kami akan terus mendukung para petani di lapangan. Program ini bukan hanya soal ketahanan pangan, tetapi juga kesejahteraan petani yang pada akhirnya berkontribusi bagi kesejahteraan bangsa,” tutup Serka Ali dengan optimis.
Dengan semangat gotong royong dan kerja keras bersama, Desa Sumberanyar di Situbondo diharapkan dapat menjadi salah satu pelopor dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia. (*)
0 Komentar