Gas Bocor Picu Kebakaran di Panji Situbondo, Warga dan Babinsa Bergerak Cepat Padamkan Api

Situbondo — Kepanikan sempat melanda warga Desa Curah Jeru, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, Kamis pagi (10/04/2025), saat api tiba-tiba berkobar di dapur rumah milik Ibu Halimatus Sakdiah (52). Diduga kebakaran ini dipicu oleh kebocoran gas LPG saat korban sedang memasak menggunakan kompor gas. Beruntung, kesigapan warga dan aparat gabungan membuat api dapat dipadamkan sebelum menjalar lebih luas.

Kebakaran terjadi sekitar pukul 08.30 WIB. Saat itu, Ibu Halimatus sedang merebus lontong menggunakan kompor gas dengan selang tembaga. Beberapa saat kemudian, ia mencium bau gas yang menyengat dan mendengar suara desisan dari arah regulator. Menyadari adanya kebocoran, korban berusaha mengatasi situasi dengan menimpakan cobek (ulekan batu) ke regulator. Namun, langkah tersebut justru memicu percikan api yang langsung menyambar dan menyalakan kobaran di sekitar dapur.

Sambil panik, Ibu Halimatus berteriak minta tolong. Suaminya, Subairi (55), saat itu sedang bekerja di pabrik batako di daerah Tenggir sehingga tak berada di rumah. Mendengar teriakan korban, warga sekitar segera berdatangan dan dengan cepat berusaha membantu memadamkan api menggunakan alat seadanya seperti pasir dan kain basah.

Situasi darurat ini langsung ditanggapi oleh Babinsa Koramil 0823/02 Panji, Serka Suraji, yang bergerak cepat ke lokasi kejadian. Bersama personel dari Polsek Panji, BPBD, dan pihak kecamatan, mereka bekerja sama dengan warga memadamkan api. Sekitar pukul 09.30 WIB, api akhirnya berhasil dipadamkan sepenuhnya.

“Kami siap hadir kapan pun warga membutuhkan. Sinergi antara aparat dan masyarakat adalah kunci utama dalam menghadapi situasi darurat seperti ini,” ujar Serka Suraji saat diwawancarai di lokasi kejadian.

Meski api sempat membesar, beruntung rumah tidak mengalami kerusakan struktural yang serius. Namun, bagian dapur, khususnya area kompor gas dan regulator, mengalami kerusakan dengan estimasi kerugian mencapai Rp 500.000. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun trauma dan kepanikan sempat dirasakan oleh korban dan warga sekitar.

Peristiwa ini menjadi pengingat penting akan risiko penggunaan peralatan berbahan bakar gas, khususnya di lingkungan rumah tangga. Penggunaan regulator dan selang gas yang tidak standar serta cara penanganan darurat yang kurang tepat bisa menjadi pemicu kebakaran fatal.

Warga diimbau untuk selalu memeriksa kondisi peralatan dapur secara rutin dan tidak ragu meminta bantuan apabila terjadi kebocoran atau situasi mencurigakan. Keberadaan aparat seperti Babinsa yang tanggap dan dekat dengan masyarakat juga terbukti menjadi faktor penting dalam merespons cepat kejadian-kejadian darurat.

Kebakaran ini mungkin kecil secara kerugian materi, namun menyisakan pelajaran besar tentang pentingnya kewaspadaan, solidaritas, dan kerja sama antarwarga dalam menghadapi bencana. (*)

0 Komentar