SITUBONDO, GUBUKINSPIRASI.com – Pemerintah Desa Curahsuri, Kecamatan Jatibanteng, terus menunjukkan komitmennya dalam menanggulangi persoalan stunting yang masih menjadi tantangan di berbagai wilayah. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah dengan menggelar kegiatan Rembuk Stunting, yang dilaksanakan di Balai Desa Curahsuri, Senin (23/6/2025).
Kegiatan ini tidak hanya melibatkan perangkat desa dan tenaga kesehatan, tetapi juga mengundang partisipasi aktif dari unsur TNI, Polri, serta kader Posyandu. Hadir dalam kegiatan tersebut Pelda Samsul Arifin, selaku Ws Danramil 0823/14 Jatibanteng, yang secara tegas menyatakan dukungan penuh TNI dalam upaya percepatan penurunan angka stunting.
“Stunting bukan hanya masalah gizi, tapi juga masalah kolaborasi. TNI siap menjadi bagian dari solusi dengan mendampingi program-program kesehatan di lapangan,” ujar Pelda Samsul dalam sambutannya.
Peran Strategis TNI dalam Pencegahan Stunting
Pelda Samsul menambahkan, peran Babinsa sebagai ujung tombak TNI di desa akan terus diperkuat untuk membantu mengedukasi masyarakat, mendampingi kader Posyandu, serta memastikan setiap program kesehatan berjalan efektif. Menurutnya, tantangan stunting hanya bisa diatasi jika ada kerja sama lintas sektor secara serius dan berkelanjutan.
Rembuk Stunting ini juga dihadiri oleh Camat Jatibanteng, Kepala Puskesmas Jatibanteng, Kepala Desa Curahsuri, Pendamping Desa, Bidan Desa, serta Bhabinkamtibmas Bripda Surya, yang bersama-sama menyatukan langkah untuk menyusun rencana aksi konkret dalam menurunkan prevalensi stunting di tingkat desa.
Pelda Samsul menambahkan, peran Babinsa sebagai ujung tombak TNI di desa akan terus diperkuat untuk membantu mengedukasi masyarakat, mendampingi kader Posyandu, serta memastikan setiap program kesehatan berjalan efektif. Menurutnya, tantangan stunting hanya bisa diatasi jika ada kerja sama lintas sektor secara serius dan berkelanjutan.
Rembuk Stunting ini juga dihadiri oleh Camat Jatibanteng, Kepala Puskesmas Jatibanteng, Kepala Desa Curahsuri, Pendamping Desa, Bidan Desa, serta Bhabinkamtibmas Bripda Surya, yang bersama-sama menyatukan langkah untuk menyusun rencana aksi konkret dalam menurunkan prevalensi stunting di tingkat desa.
Forum Strategis Susun Rencana Aksi Bersama
Kegiatan Rembuk Stunting menjadi forum strategis untuk melakukan pemetaan masalah, identifikasi keluarga berisiko stunting, dan menyusun rencana aksi terintegrasi yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Diskusi berlangsung aktif, terutama mengenai penguatan edukasi gizi, peningkatan peran Posyandu, serta optimalisasi bantuan pangan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Menurut data dari Puskesmas setempat, masih terdapat sejumlah balita yang masuk dalam kategori risiko stunting, sehingga perlu penanganan serius melalui pendekatan promotif dan preventif.
“Kami berharap hasil dari rembuk ini bisa diterjemahkan menjadi gerakan nyata di lapangan. Kunci keberhasilannya adalah konsistensi dan kolaborasi,” tegas Kepala Desa Curahsuri dalam pertemuan tersebut.
Harapan: Situbondo Bebas Stunting 2026
Stunting, atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, masih menjadi persoalan kesehatan nasional. Kabupaten Situbondo sendiri menargetkan percepatan penurunan angka stunting dengan menggandeng seluruh stakeholder, mulai dari pemerintah desa, puskesmas, hingga TNI/Polri.
Melalui rembuk stunting di Desa Curahsuri ini, harapannya lahir sinergi dan komitmen bersama agar tidak ada lagi anak-anak Situbondo yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang akibat minimnya akses gizi dan layanan kesehatan. (*)
Stunting, atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, masih menjadi persoalan kesehatan nasional. Kabupaten Situbondo sendiri menargetkan percepatan penurunan angka stunting dengan menggandeng seluruh stakeholder, mulai dari pemerintah desa, puskesmas, hingga TNI/Polri.
Melalui rembuk stunting di Desa Curahsuri ini, harapannya lahir sinergi dan komitmen bersama agar tidak ada lagi anak-anak Situbondo yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang akibat minimnya akses gizi dan layanan kesehatan. (*)
0 Komentar