Dorong Laut dan Ekowisata, Peruri Konservasi Terumbu Karang Banyuwangi

Featured Image

Kolaborasi BUMN dan LMI untuk Konservasi Terumbu Karang di Bangsring

Di tengah upaya menjaga kelestarian ekosistem laut, sejumlah perusahaan BUMN bersama dengan Lembaga Manajemen Infaq (LMI) menginisiasi program konservasi terumbu karang di pesisir Bangsring, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Program ini bertujuan untuk memulihkan ekosistem yang rusak, mendukung keberlanjutan laut, mengurangi emisi karbon, serta mendorong potensi ekowisata di wilayah tersebut.

Pelibatan Banyak Pihak dalam Konservasi

Program ini melibatkan berbagai BUMN seperti Peruri, Hutama Karya, Adhi Karya, Waskita Karya, Brantas Abipraya, PT PP, Wijaya Karya, BNI, dan LMI. Dalam pelaksanaannya, sebanyak 2.500 bibit terumbu karang dari berbagai jenis seperti Acropora Tenuis, Montipora Foliosa, Montipora Aequituberculata, dan Montipora Danae ditanam di area seluas 200 meter persegi. Seluruh bibit akan dirawat dan dipantau secara berkala oleh LMI selama satu tahun ke depan.

Pemilihan lokasi ini didasarkan pada sejarah kerusakan terumbu karang akibat praktik penangkapan ikan destruktif antara tahun 1990 hingga 2010. Berkat inisiatif kelompok nelayan lokal, sebagian ekosistem telah pulih melalui transplantasi karang. Dengan adanya program ini, area pelestarian diharapkan dapat berkembang dari 1,25 hektare menjadi 15 hektare.

Dukungan dari Berbagai Pihak

Manajer Corporate Communication PT Adhi Karya, Aan Susanto, menegaskan bahwa penanaman terumbu karang merupakan bagian dari upaya BUMN dalam menjaga lingkungan. Ia menyebutkan bahwa dengan ekosistem terumbu karang yang terjaga, perekonomian masyarakat akan meningkat, pendapatan nelayan bertambah, dan pariwisata bisa berkembang.

Sementara itu, Kepala Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur, Awal Rush A Rendy, menilai program ini strategis untuk memperkuat populasi ikan karang dan menjaga biodiversitas perairan Selat Bali. Menurutnya, terumbu karang yang tumbuh subur akan menjadi habitat alami ikan, yang sangat penting bagi nelayan dan daya tarik wisata bahari.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Selain manfaat ekologis, program ini juga memberikan dampak positif secara sosial dan ekonomi. Sebanyak 300 warga dari kelompok perikanan, budidaya, UMKM, dan Pokmaswas terlibat aktif dalam pelaksanaan dan perawatan terumbu karang, menciptakan peluang usaha dengan potensi peningkatan finansial masyarakat.

Bangsring, sebagai kawasan konservasi, menarik rata-rata 3.000 wisatawan per bulan yang datang untuk menikmati keindahan laut sekaligus belajar tentang pentingnya pelestarian ekosistem laut.

Komitmen untuk Masa Depan

Perwakilan satuan pengawas internal LMI, Guritno, menegaskan pentingnya langkah ini untuk masa depan generasi mendatang. Ia berharap agar anak cucu kita kelak tetap bisa menikmati laut yang bersih dan sehat.

Bagi Peruri, keterlibatan dalam program konservasi laut ini merupakan bagian dari komitmen mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim dan poin 14 tentang Ekosistem Laut. Ke depan, Peruri berkomitmen untuk terus aktif dalam berbagai inisiatif rehabilitasi ekosistem pesisir, termasuk restorasi mangrove dan terumbu karang, demi menjaga keseimbangan alam sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Rangkaian kegiatan ini ditutup dengan seremoni pelepasan bibit terumbu karang ke laut oleh seluruh peserta bersama kelompok masyarakat setempat. Langkah ini diharapkan menjadi awal gerakan lebih luas untuk menjaga kelestarian laut, memberdayakan masyarakat pesisir, dan mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

0 Komentar